Dewan Kepahiang Dukung Pengembangan Maggot

Diposting: 15 Feb 2021
Foto/Dok: Rabiul Awal
Indo Barat - Wakil Ketua I DPRD kabupaten kepahiang Andrian defandra,SE.M.Si menerima audiensi pemuda desa simpang kota beringin yang tergabung dalam Rumah Pemuda Kreatif (RPK) Yayasan Raflesia Nusantara dalam rangka dukungan pemerintah terhadap pengembangan maggot (larva) dari lalat hitam BSF (Black Soldier Fly), Senin 15 Februari 2021 Bertempat diruang rapat pimpinan DPRD Kepahiang.
Andrian defandra mengapresiasi dan menyambut positif apa yang telah dilakukan para pemuda yang tergabung dalam rumah pemuda kreatif desa simpang kota beringin.
"Kita mengapresiasi apa yang telah dilakukan dan direncanakan pemuda yang tergabung dalam rumah pemuda kreatif tentang pengembangan dan budidaya maggot," ujarnya.
Dikatakan Adrian bahwa kabupaten kepahiang sangat butuh ide kreatif dari pemuda, terkait pengolahan sampah dengan menggunakan lalat BSF ini kita baru dengar, apalagi hasil olahan yang dapat dimanfaatkan sebagai kompos dan pakan ikan ini.
"Kita minta para pemuda ini untuk menyiapkan bahan presentasi, catatan dan literatur terkait pengembangan maggot ini, bila perlu tampilkan video pengolahan dan budidayanya," sampainya.
Ditambahkannya, dengan presentasi kita semua anggota DPRD dan OPD terkait dapat mengetahui secara jelas tentang rencana pengolahan dan budidaya yang dilakukan serta target dan manfaat yang akan dicapai.
"Pada saat presentasi kita undang dinas lingkungan hidup, bila perlu langsung melakukan tinjauan lapangan, jika ini baik terhadap pengolahan sampah dan memberikan kontribusi positif bagi pemuda, masyarakat dan daerah pasti akan kita dukung,"pungkasnya.
Disampaikan Arlis Fajri,S.Pt ketua yayasan raflesia nusantara bahwa pengembangan maggot telah dilakukan kelompok pemuda Desa Simpang Kota Beringin Kecamatan Merigi yang tergabung dalam rumah pemuda kreatif yang hasil olahannya dapat dimanfaatkan sebagai kompos dan larvanya sebagai pakan ikan dan ternak.
"Lalat hitam BSF ini adalah serangga yang paling cepat mengurai sampah organik dan tidak membawa vektor penyakit, tidak menimbulkan bau dan aman bagi manusia, beda dengan lalat hijau," kata Arlis.
"Apabila program pengembangan maggot dari lalat hitam BSF ini didukung pemerintah tentu skala pengolahan lebih besar dan dapat membantu proses permasalahan sampah serta memberikan nilai ekonomi, 1 gram magot saja dapat meghabiskan sampah organik mencapai 10 kilogram,sedangkan 1 bioflog bisa 20 gram magot," ungkapnya.
Reporter: Rabiul Awal
Editor: Alfridho AP
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
Rampung Dikerjakan, DPD GARIS Bengkulu Duga Pembangunan Prasarana DDTS Tidak Sesuai Spesifikasi
02 Feb 2025
-
Dukung Ketahanan Pangan, Aliansi Media Bengkulu Online Serahkan 5.000 Bibit Ikan Nila
31 Jan 2025
-
Mustarani Abidin Kembali Dilantik sebagai Sekda Lebong
31 Jan 2025
-
Pasien BPJS Kesehatan di Kepahiang Ditolak, Alasan Klinik Karena Hari Libur
27 Jan 2025
-
Wabup Arie Resmikan Gedung Baru Puskesmas Prototype Berstandar Nasional
24 Jan 2025
Topik Terkait Berdasarkan Tags
-
Banggar DPRD Kepahiang Serahkan Laporan Hasil Pembahasan Raperda APBD TA 2024
27 Nov 2023
-
Banggar DPRD Kepahiang Bersama TAPD Bahas Finalisasi Raperda APBD 2024
22 Nov 2023
-
DPRD Kepahiang Gelar Paripurna Pengucapan Sumpah Janji PAW
20 Nov 2023
-
DPRD Kepahiang Tingkatkan Pemahaman Pedoman Penyusunan APBD 2024
11 Nov 2023
-
DPRD Kepahiang Gelar Rapat Paripurna HUT-RI ke-78 dan Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden
16 Aug 2023