Bahas Masa Depan Hukum, Prodi HTN IAIN Gelar Seminar

Gambar

Diposting: 16 Sep 2017

Bengkuluinteraktif.com - Prodi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah IAIN Bengkulu menggelar Seminar Hukum Tata Negara dengan tema "Mahasiswa HTN untuk Bangsa dan Negara, Sabtu (16/9/2017). Hadir sebagai pembicara anggota DPRD Kota Bengkulu Suimi Fales,SH,MH dan Direktur Eksekutif LSM LIPUTAN Wibowo Susilo. 



Dalam materinya, Suimi Fales menerangkan terkait kebijakan pemerintah soal miras dan prostisusi. Dikatakannya, soal Perda Miras dan Prostitusi sudah ada, namun terjadi kendala dalam pelaksanaannya. Hal tersebut adalah kewenangan eksekutif. Suimi juga membahas soal problem kemiskinan yang masih sangat memprihatinkan. "Saya berharap kedepan negara ini terus berkurang warganya yang miskin, untuk itu tugas mahasiswa adalah menyiapkan diri untuk melanjutkan kepemimpinan dengan memperbaikinya," kata Suimi. Selain itu, kata Suimi, negara kita saat ini masih sangat miskin moral bagi para pejabatnya. Sehingga yang terjadi adalah seringnya pejabat terjerat kasus korupsi.



Sementara Wibowo dari LSM LIPUTAN memaparkan tentang pentingnya Prodi Hukum Tata Negara untuk dikembangkan. Menurutnya, salah satu problem bangsa saat ini adalah lemahnya sistem tata negara yang tidak komprehensif. "Jika ingin memperbaiki negara ini salah satunya dengan memperbaiki ketatanegaraannya, sebab tata negara itu mencakup dari tingkat RT hingga presiden, semua itu adalah bagian dari struktur tata negara, sedangkan masyarakat adalah pemegang kedaulatan yang memberikan mandat kepada alat-alat negara tersebut untuk mengelola dan menjalankan negara," paparnya. 



Weri Gusmansyah sebagai Prodi HTN menambahkan bahwa Prodi HTN akan terus dikembangkan hingga berkelas internasional.  "Prodi HTN merupakan prodi unggulan, upaya mewujudkan sebagai prodi bertaraf internasional sudah kita mulai," kata Weri Gusmansyah,MH, Sabtu (16/9/2017) saat memberikan sambutan dalam seminar di Prodi tersebut.



Weri menambahkan, persiapan mewujudkan prodi yang siap go internasional diantaranya dengan penerapan kebiasaan berbahasa Inggris dan bahasa Arab. "Mahasiswa sudah kita siapkan dengan rutinitas berbahasa Inggris dan Arab, ini indikator untuk menuju go internasional," katanya. (Rls/BT)