Anggota Dewan Dorong Pemprov Bengkulu Beri Kompensasi Kenaikan BBM

Gambar

Diposting: 02 Apr 2022

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi, Foto: Dok



Indo Barat – Pemerintah baru saja memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax atau RON 92 terhitung  1 April 2022 pukul 00.00 WIB. Akibat kenaikan tersebut terjadi perbedaan harga antar provinsi di Indonesia dalam rentang Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per liter. Perbedaan tersebut terjadi lantaran perbedaan pajak BBM yang diterapkan pemda masing-masing.



Beberapa provinsi dengan harga tertingi adalah Bengkulu, Riau dan Kepuluan Riau. Harga Pertamax di ketiga provinsi ini menjadi Rp. 13.000 per liter tertinggi diantara seluruh provinsi di Indonesia. Beberpaa provinsi di Pulau Jawa misalnya hanya Rp. 12.500 per liter dan sebagian provinsi di Pulau Sulawesi, Papua, dan Kalimantan seharga Rp. 12.750 per liter.



Menanggapi kenaikan itu, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Jonidi SP meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu mereview pajak BBM yang tahun lalu telah dinaikan. Harga BBM jenis Pertamax menjadi tertinggi lantaran dipengaruhi pajak BBM yang diterapkan daerah. 



“Dewan tentu memperhatikan apapun aspirasi masyarakat, salah satunya masyarakat kita sering membandingkan harga BBM di Bengkulu lebih tinggi dari lain. Ini tentu konsekuensi dari pajak BBM kita yang lebih tinggi karena pemerintah pusat sudah menerapkan BBM satu harga” Sabtu, (02/04/2022)



Untuk itu kata Jonaidi, pemprov bisa saja memberikan kompensasi dari kenaikan BBM. Ia beralasan, pertamax bukan hanya dikonsumi masyarakat kelas menengah ke atas tapi kerap juga dibeli masyarakat kelas bawah karena BBM jenis premium dan pertalite yang sering langka. 



“kasus ini sama seperti dulu waktu harga Pertalite naik tapi bensin tidak naik masalahnya bensin tidak ada di pasaran sehingga masyarakat terpaksa pakai Pertalite. Kondisi ini bisa saja terulang pada kasus kenaikan Pertamax, Pertalite memang turun tapi bagaiman persedian di lapangan? Nanti konsekuensinya masyarakat juga terpaksa beli Pertamax” jelas Jonaidi. 



Kompensasi kenaikan BBM kata Jonaidi dapat berupa bantuan langsung atau program yang bisa menyentuh langsung ke masyarakat kelas bawah. 



“Silakan dicarikan polanya yang penting dampak dari kenaikan pertamax tidak merembet ke masyarakat kelas bawah” kata dia. [Adv]



Editor: Alfridho Ade Permana