Formasi Dua Spesies Balai KSDA Bengkulu Atasi Gangguan Kawasan Konservasi
Featured Image

Formasi Dua Spesies Balai KSDA Bengkulu Atasi Gangguan Kawasan Konservasi

Diposting pada July 24, 2020 oleh Penulis Tidak Diketahui

Kepala Balai KSDA Bengkulu mengupayakan kelestarian kawasan konservasi, Foto/Dok. Irfan Arief

Indo Barat – Pantai barat Pulau Sumatera Provinsi Bengkulu yang bertatap langsung Samudera Hindia memiliki panjang pantai +/- 525 KM, diantaranya sepanjang 228 KM merupakan Kawasan Konservasi bentang Kabupaten Mukomuko sebelah Utara hingga ke selatan Kabupaten Kaur.

Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 420/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi dengan Luas +/- 967 Ha) yang sebelumnya SK Menhut Tahun 1985 membentang 1.267,3 Ha).

Taman Wisata Alam (TWA) Pantai panjang dan Pulau Baai terletak di Kota Bengkulu adalah pantai eksotis dengan keindahan pesona alam yang luar biasa sehingga kehidupan flora dan fauna disekitarnya menjadi destinasi tambahan yang menarik bagi para wisatawan lokal maupun asing. Mengedepankan konservasi alam dan kelestarian lingkungan menjadi basis konsep wisata alam Provinsi Bengkulu.

Menghadiri kegiatan yang diselenggarakan BPJS TK Bengkulu “Penanaman Pohon Bersama” dikawasan TWA, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Donal Hutasoit, kepada awak media mengucap rasa terima kasih dan bersyukur kepada para pendahulu yang sudah memikirkan 525 Km panjang pantai Bengkulu, 225 Km nya sudah dialokasikan menjadi kawasan konservasi. 

Baca juga: BPJS TK Bengkulu Kolaborasi BKSDA Bangun Kepedulian Lingkungan

Kendati demikian faktanya konservasi pantai sudah “terganggu” oleh ancaman abrasi pantai, intrusi air laut ke daratan menjadikan wilayah Provinsi Bengkulu rawan gempa tektonik yang berpotensi tsunami. Maka dari itu kepala BKSDA Bengkulu menghimbau kepada masyarakat agar merawat pantai yang sudah baik serta menjaga kelestariannya seperti program BPJS TK saat ini yaitu Penanaman Pohon Bersama mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari kepala BKSD Bengkulu.

Dalam rangka pemulihan ekosistem dari ancaman abrasi, perlu dilakukan rehabilitasi pantai dengan penanaman vegetasi asli khas pantai seperti menanam mangrove yang dilakukan pada substrat berlumpur, daerah pesisir TWA memiliki substrat berpasir bisa ditanam dengan pohon Ketapang (Terminalia catapa), Butun (Baringtonia asiatica), dan Cemara Pantai (Casuarina equisetifolia) yang dari keseluruhan merupakan formasi Bringtonia atau tumbuhan yang memiliki kemampuan cepat pulih, terang Donal.

“Species pada kedua formasi tersebut menjadi penyusun hutan pantai berstruktur tajuk yang lebar dan lebat sehingga fungsi stabilitas suhu pada lingkungan dan perlindungan sekitar lebih alamiah karna struktur perawakan morfologis (batang, daun, tajuk) itu”, pungkasnya.

Untuk diketahui, saat ini Balai KSDA Bengkulu telah melakukan kegiatan penanaman beberapa jenis tumbuhan penyusun Formasi Baringtonia pada area berpasir di TWA Pantai Panjang dan Pulau Baai yaitu jenis Ketapang (Terminali catapa), Butun (Baringtonia asiatica), dan Cemara Pantai (Casuarina equisetifolia) dengan total bibit tanam sebanyak +/- 1.200 batang, tutup Donal.

Reporter : Irfan Arief
Editor : Alfridho

Kategori: Daerah