Bantu Usaha Binaan, BI Bengkulu Beri Alat Pengolaan Limbah Sirup Kalamansi
Featured Image

Bantu Usaha Binaan, BI Bengkulu Beri Alat Pengolaan Limbah Sirup Kalamansi

Diposting pada November 6, 2018 oleh Penulis Tidak Diketahui

Bengkulu,BI – Pengolaan limbah produksi menjadi konsen Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bengkulu dalam melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha kecil yang menjadi binaan.

Salah satunya pengolaan limbah sirup jeruk Kalamansi menjadi biogas.

Jeruk Kalamansi adalah salah satu produk unggulan di Kota Bengkulu. Produksi rumahan Giwi Gewi adalah salah satu usaha kecil binaan BI Bengkulu yang dibantu dalam pengolaan limbah produksinya menjadi baha biogas melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

“Limbah produksi sirup jeruk Kalamansi adalah salah satu permasalahan yang dihadapi usaha kecil binaan kita (BI). 

Makanya melalui PSBI kita membantu mencari solusi dengan memberikan bantuan alat untuk pengolaan limbah tersebut menjadi biogas atau pupuk,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bengkulu, Endang Kurnia Saputra usai melaunching fasilitas pengelolaan  Limbah Sirup Kalamansi di Rumah Produksi Sirup Kalamansi Giwi Gewi Jl. Budi Utomo Beringin 6 UNIB Depan, Kel. Beringin Raya, Kota Bengkulu, Selasa (6/11/2018). 

“Kelompok usaha ini (Giwi Gewi) sudah lama menjadi binaan BI, maka dari situ kita bantu mesin-mesin pengolah limbah.

Bagusnya bukan hanya bau yang kita pecahkan tetapi juga manfaat yang selanjutnya adalah kita peroleh dari pengolahan limbah ini menjadi biogas,” lanjut Endang menerangkan.

Dalam kesempatan yang sama juga Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli menyampaikan apresiasi kepada BI yang sudah mendukung Pemkab Bengkulu Tengah melalui pendampingan kepada kelompok pengolah Kalamansi “Giwi Gewi”.

Ia mengakui, apa yang sudah dilakukan BI telah menunjukkan hasil yang nyata.

1

“Ini sudah kelihatan hasilnya. Jeruk Kalamansi kini sudah menjadi produk unggulan Bengkulu Tengah. Ini selalu menjadi buah tangan bagi tamu dari Jakarta atau dari luar kota yang datang ke daerah. Bahkan ada sejumlah menteri yang sudah ke Bengkulu yang selalu minta dikirim langsung melalui saya,” ungkap Ferry Ramli.

Dia berharap pengembangan jeruk Kalamansi di masa mendatang bisa terus meningkat agar bisa menjadi sumber pendapatan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

“Seperti kita lihat hari ini, sudah ada solusi untuk pengolahan limbahnya. Bahkan bisa menjadi biogas. Jadi ini bisa dukung rumah tangga mengganti kompor gas.

Ini luar biasa. Semoga ke depan bisa lebih banyak lagi produksinya,” ujar Ferry.

Sementara itu ketua kelompok rumah olahan jeruk Kalamansi Giwi Gewi, Army Yurida mengatakan pihaknya sangat dengan bantuan tersebut.

“Kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada BI Bengkulu yang telah membina kelompok kami untuk tumbuh berkembang sejak tahun 2015 lalu.

Mulai dari pembinaan dasar, studi banding, serta mengikut sertakan promosi ke kota-kota besar di Indonesia sampai tahap pemasaran.

Sekarang dibantu alat untuk mengolah limbah,” ujar  Army.

Dijelaskannya bahwa untuk mesin pengolaan limbah ini sendiri berkapasitas 2 kubik. Dalam sehari mampu menghasilkan gas hingga 3-4 jam per hari.

“Setelah gasnya habis akan mengisi kembali. Bisa dilihat pada indikatornya. Tetapi yang namanya biogas tidak sama dengan gas elpiji yang mana daya pancar apinya tidak sebesar saat kita menggunakan elpiji,” terangnya.(Rls) 

Editor : Alfridho Ade P