Banjir Kota Bengkulu: Terparah Sejak 20 Tahun Terakhir, Isak Tangis Warga Pecah
Featured Image

Banjir Kota Bengkulu: Terparah Sejak 20 Tahun Terakhir, Isak Tangis Warga Pecah

Diposting pada April 27, 2019 oleh Penulis Tidak Diketahui

InteraktifNews –  Bengkulu kembali dilanda banjir, kali ini disertai longsor dan gempa bumi. Peristiwa ini terjadi sejak sore pada Sabtu 27 April 2019. Banjir melanda hampir seluruh kabupaten dan kota. Terparah bajir di Kota Bengkulu ratusan rumah terendam disertai dengan ratusan orang mengungsi. 

Pantaun media ini, warga Kelurahan Tanjung Agung dan Kelurahan Semarang dan sekiitarnya sudah mengalami kebanjiran sejak Jumat malam, banjir kemudian meluas hingga kawasan Sawah Lebar, Kelurahan Tebeng, Suka Merindu. Bagi warga Kota Bengkulu banjir sudah menjadi langganan namun banjir kali menjadi yang terparah sejak 20 tahun terakhir.

“Ini paling parah, saya sudah hampir 20 tahun tinggal disini (Sawah Lebar Kota Bengkulu), biasanya air tidak sampai ke rumah kami” kata Naok warga Sawah Lebar sambil menujukan rumah miliknya yang sudah terendam banjir setinggi dada orang dewasa, Sabtu, (28/04)

Pernyataan serupa disampaikan Iskandar (30) warga kelurahan Kebun Tebang yang mengaku sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Kelurahan Kebun Tebeng. 

“Parah mas, ini diluar dugaan kami biasanya kami tidak kena, rumah kami sudah tinggi kalau banjir kemaren cuma batas perumahan” kata Iskandar yang rumahnya berdekatan dengan komplek perumahan yang baru berdiri lebih kurang 5 tahun lalu

Khusus untuk kawasan Sawah Lebar banjir naik tiba-tiba sejak pukul 9 pagi, awalnya warga tidak menaruh curiga karena hujan sudah redah sejak malam, namun air tiba-tiba naik ke permukaan sehingga warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang. “tibo-tibo ajo kami kiro idak kan cak ini, terendam galo ya allah” kata ibu Yeni warga perumahan Sakinah 2 Sawah Lebar Baru sambil menangis

Suasana di perumahan Sakinah 2 menjadi paling sibuk karena warga awalnya tidak menyangka air akan naik setinggi lebih kurang 1,5 meter. Nampak warga menggotong barang-barang mereka yang bisa diangkut seadanya. Suasana menjadi semakin ramai karena diwarnai isak tangis ibu-ibu. Mereka menangis karena tidak sempat menyelamatkan barang-barang milik mereka seperti Televisi, Lemari Pendingin, dan alat-alat elektronik lainnya. 

Kondisi ini terjadi karena warga mengangkut barang secara manual tanpa menggunakan peralatan. Sebagian warga juga pasrah karena takut dengan ketinggian air yang terus meningkat. “biarlah ai, pasrah bae” kata seorang ibu di tengah kerumunan warga. 

Komplek perumahan Sakinah 2 dihuni lebih dari 80 KK terdiri dari RT 30 dan RT 33. Sampai dengan saat ini belum ada bantuan serius dari pemerintah, sekira pukul 15.30 baru satu unit mobil BNPB Provinsi Bengkulu tiba dengan membawa satu perahu karet dan beberap makanan cepat saji. Sementara dari lembaga masyarakat nampak sudah berdiri tenda Human Inisiatif PKPU. 

Reporter : Anasril Azwar
Editor: Riki Susanto 
 

Kategori: Daerah