Rekrut Santri Jadi Anggota TNI-Polri Bisa Hilangkan Fitnah Radikalisme

Diposting: 09 Dec 2021
Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, Foto: Dok
Indo Barat - Polri melakukan rekrutmen anggota Polri yang bersumber dari pesantren, hafiz Alquran, hingga siswa berprestasi dalam ilmu agama lainnya, sejak 2017 lalu. KSAD, Jenderal TNI Dudung Abdurachman pun juga merencanakan melakukan perekrutan santri menjadi prajurit TNI.
Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengatakan, santri merupakan potensi besar bagi bangsa dan negara yang perlu dioptimalkan. Selain itu, rencana ini juga sebagai upaya mengikis fitnah-fitnah miring yang ditujukan terhadap pesantren-pesantren.
“Ini juga sekaligus menghilangkan fitnah yang secara berkala, terang-terangan mengatakan pesantren itu dijadikan sarang radikal. Inikan fitnah yang keji. Padahal, sangat banyak pesantren-pesantren yang mengajarkan nasionalisme, mengajarkan cinta tanah air dan bangsa,” ujar Habib Syakur, Senin, (6/12/2021).
Selama ini masyarakat disebut terkesan melupakan fungsi dan peran besar dari pesantren. Sejak zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan hingga saat ini, fungsi dan peran pesantren sangat besar dalam menjaga keutuhan anak bangsa.
“Propaganda kelompok pemuja khilafah dan wahabi cukup masif. Terlebih mereka, diduga telah banyak mendirikan pendidikan berbasis islam. Seharusnya, kurikulum mereka ini yang perlu diawasi secara ketat,” jelas dia.
Pasalnya, dari segelintir pesantren didirikan pemuja khilafah, patut diduga merusak nama pesantren secara umum, yang selama ini kontribusinya pada bangsa dan negara tidak perlu diragukan lagi. Menurut dia, kurikulum pesantren tersebut umumnya sangat berbeda dari kurikulum pesantren-pesantren di Indonesia.
Walaupun begitu, Habib Syakur memastikan bahwa sangat banyak pesantren-pesantren di Indonesia yang mengajarkan nasionalisme, cinta tanah air dan bangsa serta pesantren yang khusus mengkaji masalah ke-Islaman di Indonesia.
“Saya sarankan semua lulusan santri sangat baik apabila diikutkan dalam pelatihan dan pendidikan oleh TNI-Polri. Karena, bila hanya menjadi personil TNI-Polri saja sangat disayangkan mereka memutuskan keilmuannya,” lanjut dia.
Menurut Habib Syakur, merupakan hal yang positif jika seluruh tamatan pesantren dididik oleh TNI-Polri. Ketika para santri ini dikembalikan ke basisnya, maka mereka menjadi pendakwah yang mengayomi dan mampu memecahkan sebuah masalah di tengah masyarakat baik secara sosiologis mapun antropologis.
“Jadi, setelah ikut pendidikan, mereka kembali lagi ke komunitasnya yaitu ke pesantren, ke masjid, sebagai pengayom umat. Saya rasa, kalau ini berjalan secara berkala, otomatis 80% radikalisme dan intoleran tidak lagi berkembang,” pungkas dia.
Editor: Alfridho Ade Permana
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
4 Rekomendasi Novel Tentang Olahraga
23 Jun 2024
-
Film “Ipar Adalah Maut” Kisah Nyata Perselingkuhan
18 Jun 2024
-
Mengenal Pabrik Semen Pertama Indonesia Warisan Sejarah UNESCO
14 Jun 2024
-
Film “Perlawanan Lintas Generasi“ Kisah Inspiratif Perjuangan Tolak Tambang Batu Bara
01 Jun 2024
-
Sekda Isnan Pimpin Pembubaran 54 Paskibraka Bengkulu 2023
01 Jun 2024
Topik Terkait Berdasarkan Tags
-
101 Calon Anggota Polri di Mukomuko Masuki Tahap Rikmin Awal
23 Apr 2024
-
Polri Kembali Buka Pendaftaran, Cek Syaratnya di Sini!
05 Apr 2023
-
Polri Buka Penerimaan Jalur Rekpro, Hafiz Quran Silakan Ikut
29 Sep 2022
-
Polda Bengkulu Ingatkan Masyarakat Tidak Termakan Rayuan Calo
09 Apr 2022
-
Rekrut Santri Jadi Anggota TNI-Polri Bisa Hilangkan Fitnah Radikalisme
09 Dec 2021