Pemprov Bengkulu Siap Ambil Alih Pembangunan Jembatan Gantung Desa Ulak Tanding

Kondisi Jembatan Ulak Tanding, Bengkulu Utara, Foto: Dok/Facebook @payungtani

Indo Barat - Plt. Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Tejo Suroso memastikan Jembatan Gantung Desa Ulak Tanding, Kecamatan Batik Nau, Kabupaten Bengkulu Utara bukan kewenangan Pemprov Bengkulu tapi kewenangan Pemda Bengkulu Utara, Selasa, (06/06/2023)

“Ada 123 jembatan (Kewenangan Pemprov Bengkulu) yang berada di Kawasan Bengkulu Utara. Setelah ditelusuri dapat kami pastikan jembatan gantung di Desa Ulak Tanding itu bukan kewenangan dari Provinsi Bengkulu karena bukan link dari provinsi, terkhusus juga untuk tipe jembatan gantung tentunya bukan kewenangan provinsi” ungkap Tejo Suroso

Namun, pihaknya siap mengambil alih pembangunan agar pelayanan infrstruktur masyarakat tidak terganggu. “Untuk masalah pembangunan jembatan itu, Pemprov Bengkulu bisa membangun sepenuhnya, bila sudah ada permintaan bupati kepada gubernur dan selanjutnya pemeliharaan kedepan itu dilakukan oleh Pemkab Bengkulu Utara” tambah Tejo.

Tejo menjelaskan, prinsipnya penyediaan infrastruktur adalah tanggungjawab bersama, jangan sampai informasi yang tidak valid justru membingungkan masyarakat. Data pembagian kewenangan ruas jalan dan jembatan adalah informasi terbuka yang bisa diakses semua pihak termasuk juga pihak media massa.

“Untuk kedepannya ketika terjadi masalah di lapangan jangan saling lempar tanggungjawab. Kami berharap seluruh pemangku kepentingan sampai ke level kecamatan dan desa bisa memegang data kewenangan ruas jalan dan jembatan terkhusus di lokasinya masing-masing sehingga bisa terarah lebih baik dalam koordinasi penanganan atau hal lain terkait kondisi yang ada di lapangan” kata Tejo Suroso.

Sebelumnya ramai diberitakan, kondisi salah satu jembatan gantung di Bengkulu Utara yang dalam kondisi kritis. Jembatan yang menghubungkan Desa Ulak Tanding dengan Desa Air Manganyau Timur Kecamatan Batik Nau itu bahkan nyaris ambruk. Masyarakat setempat kemudian urunan untuk memperbaiki jembatan secara swadaya.

Editor: Irfan Arief