Pemerintah Diminta Permudah Akses Pelayanan Kesehatan Reproduksi

Gambar

Diposting: 26 Oct 2019

Foto/Dok: Anasril



Indo Barat, Bengkulu - Forum Perempuan Muda (FPM) Bengkulu meminta pemerintah untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan reproduksi guna mengurangi angka perkawinan usia anak di masyarakat. 



Hal ini disampaikan FPM di diskusi kesehatan reproduksi dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2019. yang dilaksanakan di Balai Semarak, Bengkulu, Sabtu (26/10).



Lica Veronika mengatakan, Pemerintah mulai dari level desa, kabupaten, kota hingga provinsi termasuk stakeholder untuk segera merancang kebijakan akses layanan kesehatan reproduksi.



"Hal ini untuk mencegah dan mengurangi angka perkawinan usai anak di masyarakat," kata Koordinator FPM Bengkulu Lica Veronika.



Lebih lanjut, Ia menyebutkan angka kasus perempuan menikah di bawah umur 16 tahun atau usia anak terbilang tinggi di Bengkulu, yaitu 16,17 persen pada tahun 2017-2018.



"Dari angka itu, sebanyak 9,89 persen perempuan hamil di bawah umur 16 tahun. Kemudian 23,04 persen perempuan menikah umur 17-18 tahun. Sedangkan 19,64 persen perempuan hamil umur 17-18 tahun,” terangnya.



Dirinya menambahkan, Jumlah kasus yang tinggi dipicu minimnya pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai seksualitas, serta otonomi perempuan muda terhadap tubuh mereka.



"Apabila pendidikan mengenai tubuh maupun seksualitas tidak dilakukan dalam keluarga dan sekolah, maka berdampak meningkatnya risiko angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), mempersulit mempersulit upaya pengendalian jumlah penduduk, memburuknya pengasuhan anak, hingga perkembangan psikologis anak tergangg,” tutur Lica.



"Kami akan terus mengadvokasi pemerintah untuk membuat kebijakan layanan kesehatan yang ramah, sekaligus mendorong pengembangan pusat kesehatan seksual reproduksi dipuskesmas," ujar Lica.



Sementara itu, dalam upaya mendidik masyarakat agar peduli terhadap kesehatan reproduksi, FPM Bengkulu menggelar lokakarya latihan yang melibatkan 100 orang dari tiga daerah di Bengkulu yakni kota Bengkulu, Rejang Lebong dan Kabupaten Seluma.



Reporter: Anasril

Editor: Iman SP Noya