Mufran Warning Husni Thamrin, Fokus Kasus Jangan Tuding-Tuding

Gambar

Diposting: 17 Feb 2019

InteraktifNews-Mantan Wabup Seluma Mufran Imron menilai eks Ketua DPRD Seluma Husni Thamrin tengah menciptakan opini publik seakan-akan dia dizalimi dirinya dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi yang tengah membelitnya



Mufran tegas membantah jika dituduhkan dia lah orang yang berperan besar atas naiknya kasus dugaan korupsi peningkatan Jalan Nanti Agung-Dusun Baru tahun anggaran 2013. Terlebih jika disebut dirinya sebagai pihak pelapor.



"Husni memainkan opini kasus dia naik karena saya, terakhir dia katakan di salah satu media bahwa pelapornya saya dan Herawansyah, padahal itu tidak sama sekali. Naiknya kasus ini tidak ada hubungan sama sekali dengan saya," kata Mufran, Minggu, 17 Februari 2019.



Diakui Mufran, jika dia memang diperiksa penyidik Polda Bengkulu, namun sebatas diambil keterangan dengan kapasitasnya sebagai Wabup Seluma, dan dia menjelaskan apa adanya.



"Diambil keterangan sebagai fungsi saya sebagai wabup waktu itu, sebagai monitoring, saya jelaskan apa adanya. Kalau masalah pelapor, pelapor awalnya kan Erlan dengan Syarif itu yang melaporkannya ke Polres Seluma waktu itu, jadi apa hubungannya dengan saya," terangnya.



Selama ini, Mufran lebih memilih berdiam diri dengan sikap mantan anak didiknya itu. Dia memaklumi karena mungkin itu ekspresi kepanikan, namun karena ini terus dilakukan untuk mencari pembenaran, Mufran tegaskan akan melakukan upaya hukum, jika ini tidak dihentikan.



"Saya dituduh yang seperti itu, kalau kemarin saya anggap dia lagi panik. Jangankan seorang Husni yang Ketua DPRD, Setya Novanto saja tahan menabrakkan kepalanya ke tiang listrik untuk mencari modus supaya selamat," ujar Mufran.



Baginya curhatan Husni di pengadilan tidak beralasan, namun dia meyakini hakim tidak akan terpengaruh karena fakta persidangan. Bahkan menurut Mufran, Husni harusnya lebih fokus membela apa yang didakwakan kepadanya, bukan membahas siapa yang melaporkan.



"Kalau mau diusut lagi, Keluarga Nandar itu bersedia dihadirkan kemarin itu, Nandar itu dilarikan, disembunyikan dan dibiayai Husni ke Jakarta, ke mana-mana. Ada apa sampai-sampai Husni tahan menyembunyikan Nandar, tahan suruh Nandar melarikan diri, harusnya itu jadi dia untuk dibela. Bukan masalah siapa pelapor atau ini yang mau menjatuhkan saya, padahal dia seorang dokter hukum kan, tapi berpikirnya kayak anak kecil," ungkapnya.



Ditegaskannya, Husni kalau mau tahu siapa yang melaporkannya tidak perlu repot, cukup tanya ke polisi ataupun jaksa. Tapi kalau mau tahu tentang Husni, siapa Husni dan seperti apa keadaan ekonomi Husni dulu, Mufran tegaskan dia sangat tahu.



"Saya tidak pernah melaporkan Husni dan silahkan tanya sama jaksa siapa pelapornya itu, atau tanyakan sama polisi. Saya cuma diminta keterangan atas saya sebagai wabup, tidak lebih dari itu. Dan juga hebat betul saya bisa atur-atur penyidik polda dan kejaksaan untuk hal-hal seperti ini," tegas Mufran.



"Husni bilang ada persaingan politik, apa yang harus saya saingi sama dia, persaingan politik macam apa. Cuma saya tahu dia, dari awalnya, dari mentahnya, karena dia ikut saya dari LSM waktu itu. Dan Husni itu tidak ada apa-apanya dari segi ekonomi, malah kadang-kadang kalau mau pergi minta duitnya sama saya, termasuk waktu melahirkan cesar anaknya, artinya dia tidak punya apa-apa," sambung Mufran.



Lanjutnya, ekonomi Husni melejit naik setelah beberapa tahun menjadi Ketua DPRD. Padahal ia tahu persis seperti apa ekonomi keluarganya, karena sejak muda Husni belajar banyak dan ikut dirinya. Mufran sebenarnya enggan berbicara tentang ini, namun ia menilai Husni sudah keterlaluan dengan terus menuduh dirinya telah menzaliminya.



"Berapa tahun jadi Ketua DPRD langsung melejit naik, yang dari keluarga saja, maaf, saya tahu persis, tidak ada apa-apa, kebun saja tidak ada, cuma ada pas untuk makan, sekolah pun kembang kempis, artinya itu secara ekonomi sejak statusnya berubah menjadi Ketua DPRD itu melejit. Lalu kalau diuji dengan pembuktian terbalik darimana seluruh harta itu, itukan jadi tanda tanya, kalau memang kita mau ke situ, tapikan bukan itu persoalannya," tuturnya.



"Makanya kalau ditanya saya tahu tentang siapa Husni? Betul, saya tahu Husni, Husni itu orang yang kere, orang yang tidak punya apa-apa sebelum jadi Ketua DPRD, karena dia ikut saya dari mulai belajar. Melahirkan anak saja saya yang cesarkan, belikan ini, belikan itu saya, tidak ada apa-apa si Husni itu. Saya tidak mau ungkap tentang siapa Husni, tapi sikap dia?" ketus Mufran.



Diteruskan sang whistleblower KPK ini, tidak menutup kemungkinan dia akan menempuh jalur hukum atas fitnah dan tuduhan tak beralasan Husni yang diarahkan kepadanya.



"Kemarin-kemarin saya melihat Husni sebagai orang yang sedang dalam kepanikan, orang dalam keadaan stres, berpikirnya tidak berdasarkan logika lagi. Tapi kini ada kemungkinan saya akan menempuh jalur hukum kalau masih seperti itu. Fitnah saya sebagai pelapor, saya ingatkan saya tidak pernah takut untuk katakan saya sebagai pelapor, seperti kasus Murman dulu (mantan Bupati Seluma), saya pelapornya," tukasnya.



Mufran juga tantang Husni untuk membuktikan kebenaran pernyataannya, bukan dengan mengembangkan opini seakan-akan dizalimi.



"Kalau Husni masih melakukan ini takutnya berlapis gitu, sudah masuk kasus ini, dan saya tuntut lagi. Tolong dia buktikan kata-kata dia, saya belum akan mengejar, tapi tolong dia buktikan, dokter hukum jangan sampaikan fitnah, tapi fakta. Sekali lagi saya tegaskan, saya bukan pelapor, dan silahkan buktikan, tapi kalau tentang Husni, siapa Husni, saya tahu," demikian Mufran.



Reporter : Riki Susanto 

Editor : Freddy Watania

Kategori: Hukum