Menjadi Agent of Change

Gambar

Diposting: 31 May 2018

Agent of Change (Agen Perubahan) adalah individu atau seseorang tang bertugas mempengaruhi target atau sasaranperubahan agar mereka yang mengambil keputusan sesauai dengan arah yang dikehendakinya. Agen Perubahan menghubungkan antara sumber perubahan (Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan sistem masyarakat yang menjadi target perubahan



Bagian terpenting dari rangkaian pembinaan sumber daya manusia untuk menjadikan seseorang Agent of Change (Pelaku Perubahan) dalam rajutan pembinaan pendidikan dan pembinaan karier, bermula pada tahapan awal, yaitu recruitment, kekeliruan pada tahapan awal ini akan berdampak panjang.



Pencarian bibit (talent-scouting) menjadi pengalaman penting dari usaha recruitment, dari sederet panjang tuntutan yang mutlak ada pada tiap calon  ialah integritas pribadi, loyalitas dan kemampuan profesional (professional competence).



Integritas pribadi merefleksikan sosok seorang yang jujur, dapat dihandalkan, selaras antara kata dengan perbuatan, memiliki keberanian moral, adil dan bijaksana, kesemuanya mutlak diperlukan, mengingat pekerjaan faktual akan lebih banyak dilaksanakan dengan mengandalkan pribadi demi pribadi.



Pengetahuan, analisis, dan laporan dari seorang pelaku perubahan akan sangat tergantung pada judgement dari pribadi yang bersangkutan, dengan kata lain, keberanian mengambil keputusan pada saat-saat kritis yang terkait erat dengan integritas pribadi seseorang.



Loyalitas menjadi tuntutan mutlak yang kedua, loyalitas atau kesetiaan, mengandung keteguhan akan komitmen seseorang kepada misi yang diembannya, kepada etika profesinya, kepada organisasinya, dan terutama kepada bangsa dan negaranya, diatas segala-galanya tanpa pamrih.



Sosok pelaku perubahan dan  lembaga yang menaunginya tidak boleh menyimpangkan kesetiaannya kepada kelompok ataupun golongan, atau kepentingan-kepentingan sempit di luar kepentingan yang lebih luas dan lebih besar,



Acuan missi Agent Of Change di masa depan harus terkait dengan usaha untuk mendukung komitmen bangsa, yaitu turut mengamankan  terbentuknya/



1.    masyarakat madani yang demokratik; 



2.    yang menghormati supremasi hukum 



3.    mendukung terbentuknya pemerintahan yang bersih; 



4.    serta menjunjung tinggi pluralitas bangsa dalam wujud penghormatan kepada perbedaan dengan    tetap berada dalam pigura Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Agent of Change Bersikap Konstruktif



Bersikap KONSTRUKTIF berarti membangun suatu keadaan sehingga menjadi lebik baik dari pada sebelumnya, orang-orang yang bersikap konstruktif biasanya menyukai kemajuan (berjiwa progresif), sehingga orang-orang yang memiliki sikap konstruktif biasanya selalu lebih maju dibandingkan dengan sesamanya.



Sikap konstruktif ini sangat penting bagi kehidupan umat manusia, mempercepat kemajuan diri, masyarakat, bangsa dan negara.. Orang-orang yang berhasil pada bidangnya adalah mereka yang memiliki mental ini.



Mereka sangat peduli terhadap berbagai hal, sehingga berwawasan luas, dengan demikian mereka menjadi mampu mengembangkan banyak hal untuk menjadi lebih baik. Mereka juga terbuka dengan kemajuan, akan tetapi tidak setiap kemajuan dapat mereka terima begitu saja,



Orang-orang yang berjiwa konstruktif justru sangat berhati-hati dalam menerima kemajuan, hanya kemajuan yang membawa kepada perbaikan dan kebaikan yang mereka terima, sebaliknya  kemajuan yang destruktif (merusak) manusia dari jalan yang sebenarnya akan mereka tolak dengan tegas.



Agent of Change dan Tantang  Pemberdayaan Masyarakat



Ada yang mengatakan, kerja-kerja atau tugas pemberdayaan di masyarakat adalah kerja-kerja ideal, dibutuhkan manusia-manusia yang tangguh, cerdas dan didukung oleh strategi, metode, pendekatan dan cara-cara yang sangat efektif, sehingga tujuan bisa tercapai.



Namun sering sekali idealisme atau semangat yang luar biasa tinggi saja tidak cukup, kecerdasan saja tidak cukup, apalagi sekedar mengandalkan dana ataupun sekedar teori-teori saja, bekerja bersama masyarakat juga membutuhkan cara berfikir dan bertindak yang handal, sehingga secara perlahan dapat merubah situasi yang ingin dirubah.



Banyak orang yang bekerja bersama masyarakat mengalami kegagalan, ataupun kegiatannya berhasil namun tidak bisa merubah masyarakat karena cara berfikir dan bertindaknya terlalu idealis, mengapa bisa demikian? kegagalan itu terjadi karena orang tersebut berfikir dan bertindak sesuai dengan yang ada difikirannya saja, atau apa yang menurut pemikirannya baik dan benar saja.



Ada juga orang yang bertindak sesuai dengan apa yang tertulis saja, bahkan hanya kata teori saja, ketika dilaksanakan di lapangan, ternyata teori, buku, pemikiran dan yang menurutnya baik tidak terlaksana, atau jika pun terlaksana, hasilnya kurang memuaskan dan kurang relevan.



Agent of Change Kombinasi Berpikir Srartegis dan Taktis



Berfikir STRATEGIS adalah cara berfikir yang berhubungan secara langsung dengan tujuan, atau cara berfikir yang ideal, cara berfikir normatif (sesuai norma), cara berfikir dan bertindak yang sesuai dengan teori atau aturan yang ada, cara berfikir dan bertindak seperti ini dianggap cara yang lurus-lurus saja.

Ibarat seekor kuda dengan kusirnya, kuda berfikir lurus-lurus saja, karena memakai kacamata kuda, sedangkan si kusir berfikir bebas, dan ia yang kemudian mengarahkan si kuda agar terus berjalan ke arah yang benar, si kuda yang berfikir lurus-lurus saja bisa terjerembab ke lumpur, menginjak kayu dan sebagainya, sehingga bisa celaka dan tidak mencapai tujuan.



Sedangkan si kusir yang berfikir bebas, karena fikiran dan matanya terbuka, ia bisa membelokkan jalan kuda ke kiri dan ke kanan, untuk kemudian sampai ke tujuan, berfikir dan bertindak strategis adalah cara yang paling sesuai dengan apa yang tertulis di buku atau teori yang ada.



Jika sebuah teori mengatakan; bahwa untuk mengajak seseorang diskusi harus diberikan pemahaman dan dibentuk kesadarannya terlebih dahulu, maka hal itulah yang harus dilakukan, namun kenyataannya tidaklah demikian, untuk membuat seseorang paham dan sadar, maka dibutuhkan waktu yang sangat panjang, bahkan bisa saja tidak berhasil dilakukan.



Orang yang berfikir TAKTIS tidak langsung menerapkan apa yang disebutkan didalam buku atau dikatakan sebuah teori, yang penting bagi orang yang berfikir taktis adalah; bagaimana masyarakat yang di ajak diskusi bisa datang kepertemuan, persoalan orang tersebut belum sadar atau tidak bukanlah persoalan utama.



Karena bagi mereka, dengan kehadiran seseorang tersebut di pertemuan atau diskusi, maka paling tidak ia bisa mendengar apa yang di bicarakan dalam diskusi tersebut, ketika orang tersebut sudah datang dan mendengar, bisa saja kemudian ia menjadi sadar tentang pentingnya diskusi atau pertemuan tersebut.



Pertanyaannya kemudian adalah, mana yang lebih baik antara berfikir strategis dan taktis? jawabannya adalah; kedua-duanya sama-sama baik, penting untuk berfikir taktis maupun strategis, karena hal itu akan tetap menjaga kita supaya berada di jalur yang benar untuk melakukan perubahan di masyarakat.



Tujuan utama dari kegiatan yang kita lakukan bersama masyarakat adalah bagaimana masyarakat bisa keluar dari segenap kegundahan, kemiskinan, ketidak adilan dan kemelaratan, segala sesuatu yang bersifat strategis memang harus dijaga, dipegang dan dipedomani, jangan pernah keluar dari benang merah yang menghubungkan seorang dan akhirnya Community Organizer menjadi tujuan utamanya. 



Penulis: Freddy Watania (dari berbagai Sumber)

Editor: Riki Susanto