Kesenian Wayang Kulit Patut Dijaga dan Dilestarikan Bersama

Diposting: 03 Aug 2019
Pagelaran Wayang semalam suntuk dengan lakon Sesaji Rojosuyo bersama Dalang Ki Bayu Aji.
BENGKULU,BI - Pagelaran wayang kulit salah satu kesenian unggulan yang ada di Indonesia, yang terus dilestarikan di daerah. Pertunjukkan seni ini pun telah ditetapkan UNESCO pada 2003, sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan kesenian wayang kulit patut dijaga dan dilestarikan bersama, sebab jika tidak begitu kesenian asli Indonesia ini akan punah dimakan zaman. Apalagi, pagelaran malam ini menampilkan Dhol Bengkulu untuk dikolaborasikan dengan Alat musik jawa.
"Kita memiliki kesenian beragam dari seluruh suku yang ada, hal ini patut kita jaga dan lestarikan agar tetap ada ditengah masyarakat. Kegiatan ini pun terselenggara atas aspirasi masyarakat jawa kepada Pemerintah, yang menginginkan hiburan kesenian tradisional wayang kulit. Ibarat menu makanan, apa yang dipesan itupun yang disajikan," ujar Rohidin saat membuka pagelaran wayang kulit semalam suntuk, di lapangan pekik nyaring Bengkulu Tengah, Jumat(2/8).
Menurut Rohidin, kegiatan ini juga untuk menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-74, dimana dirinya sudah mengimbau para kepala daerah untuk diperingati secara sederhana tetapi khidmat. Selain itu, Rohidin menghimbau pada setiap rumah, instansi di daerah mengibarkan bendera merah putih selama bulan agustus, untuk menghormati perjuangan para pahlawan.
"Mari kibarkan bendera Indonesia Merah Putih dengan penuh kebanggaan, karena merah putih yang menjadi simbol peringatan kemerdekaan pertama, lahir dari putri terbaik Bengkulu "Ibu Fatmawati". Kibarkan selama sebulan penuh, mulai 1 Agustus agar gaung semangat perjuangan para pahlawan tetap berkobar," tegas Rohidin.
Sementara itu, tokoh jawa Soeharto menyampaikan apresiasi atas langkah pemprov mengadakan pagelaran wayang kulit di daerah pekik nyaring, pondok kelapa yang mayoritas diisi masyarakat suku jawa. Apalagi malam kita akan menyaksikan lakon sesaji rojo suyo, yang mengisahkan wujud rasa syukur Pandhawa membangun Indraprasta-Amartapura negara baru.
"Kesenian wayang sebagai alat pemersatu bangsa diantara keberagaman suku yang ada di Bengkulu. Malam inipun alunan tembang jawa dikolaborasikan dengan alat musik khas daerah yaitu dhol, tentu ini menarik dan bentuk kehadiran pemerintah dalam melestarikan kesenian tradisional. Lakon yang diceritakan malam ini pun menarik, dan bagus untuk disaksikan," terang Soeharto yang juga menjabat sebagai Waka II DPRD Provinsi Bengkulu.(Mc)
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
Rampung Dikerjakan, DPD GARIS Bengkulu Duga Pembangunan Prasarana DDTS Tidak Sesuai Spesifikasi
02 Feb 2025
-
Dukung Ketahanan Pangan, Aliansi Media Bengkulu Online Serahkan 5.000 Bibit Ikan Nila
31 Jan 2025
-
Mustarani Abidin Kembali Dilantik sebagai Sekda Lebong
31 Jan 2025
-
Pasien BPJS Kesehatan di Kepahiang Ditolak, Alasan Klinik Karena Hari Libur
27 Jan 2025
-
Wabup Arie Resmikan Gedung Baru Puskesmas Prototype Berstandar Nasional
24 Jan 2025
Topik Terkait Berdasarkan Tags
-
Mengenal Pabrik Semen Pertama Indonesia Warisan Sejarah UNESCO
14 Jun 2024
-
Jembatan Elevated DDTS Diresmikan, Center Point Pariwisata Bengkulu Kedepan
20 Dec 2023
-
Bahasa Indonesia Ditetapkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
19 Dec 2023
-
Guru Dituntut Tingkatkan Kompetensi Ikuti Kemajuan Zaman
12 Dec 2023
-
COVID-19 Muncul Lagi, Masyarakat Diimbau Waspada dan Jaga Pola Hidup Sehat
12 Dec 2023