Jembatan Putus, Warga Desa Sekalak Seluma Nekat Seberangi Sungai Selama Bertahun-tahun

Gambar

Diposting: 05 Jul 2023

Warga Desa Sekalak Seluma nampak menyeberangi Sungai Pelubang yang berarus deras, Foto: Dok

Indo Barat - Warga Desa Sekalak, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu terpaksa menyeberangi Sungai Pelubang yang berarus deras sebagai askes transportasi. Aksi nekat yang nampak berbahaya itu terpaksa dilakukan warga setempat lantaran jembatan penghubung putus diterjang banjir.

Dahulu warga setempat tidak perlu menyeberangi sungai karena ada jembatan Bailey yang dibangun zaman orde baru. Sayangnya, jembatan Bailey sepanjang 45 meter tersebut hancur diterjang banjir bandang yang melanda pada tahun 2020 lalu.

Sekretaris Desa Sekalak, Bahrul Efendi mengatakan, kadangkala ketinggian air bisa mencapai leher orang dewasa sehingga anak-anak terpaksa digendong agar bisa menyeberang. Warga memilih menyeberangi sungai karena lebih cepat menuju jalan poros lintas barat.

"Jembatan itu dahulu penghubung warga setempat menuju ke Desa Talang Beringin, Kecamatan Seluma dan Kantor Camat Seluma Utara. Jadi memang jembatan itu merupakan akses yang sangat penting bagi kami," kata Bahrul, Rabu, (05/07/2023)

Kalau Sungai Pelubang sedang banjir lanjut Bahrul, warga biasanya memilih melintasi jalan tambang batu bara milik PT BIL namun jarak tempuhnya lebih jauh, yang mana harus melewati jembatan gantung dan kawasan hutan buru sehingga jarak tempuh bisa mencapai 40 km.

Pemerintah Desa Sekalak sudah beberapa kali mengusulkan agar jembatan kembali dibangun namun usulan tersebut belum diakomodir oleh pihak-pihak terkait di Pemerintah Kabupaten Seluma.

"Terhitung sudah 5 kali mengusulkan agar jembatan kami dibangun, sejak tahun 2015 diusulkan proposal jembatan ini namun tak kunjung di setujui," kata dia.

Warga kata Bahrul sangat berharap pemerintah segera membangun jembatan dan jalan yang layak agar Desa Sekalak tidak terisolir.

"Kami harap para pemangku kebijakan di pemkab ataupun pemprov dapat membangun jambatan dan jalan kami sehingga kami tidak seperti masyarakat terisolir," kata dia.

Sisi lain, Pemkab Seluma tahun 2022 lalu menggelontorkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) senilai Rp 4,1 M untuk penanganan bencana alam. Namun, dana tersebut justru digunakan untuk membangun pelapis tebing di kawasan perkantoran Pemkab Seluma. Penggunaan dana tersebut juga bermasalah dan saat ini tengah disidik Polda Bengkulu.

Reporter: Deni Aliansyah Putra