Sentra Kerajinan Dorong Kesejahteraan Ekonomi Perempuan

Sentra Kerajinan Dorong Kesejahteraan Ekonomi Perempuan

Gambar

Diposting: 12 Apr 2019

Bengkulu,BI – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise meresmikan 15 sentra kerajinan kelompok LPW (Lembaga Pemberdayaan Wanita) Melati Kota Bengkulu, pada Kamis (11/4/2019).



Kegiatan tersebut dihadiri oleh 15 kelompok usaha perempuan di Bengkulu yang beranggotakan 1.700 perempuan dengan beragam bidang usaha. Keberadaan perempuan sentra kerajinan ini membuktikan bahwa perempuan Indonesia ternyata mampu bersaing dan berprestasi dalam dunia usaha. 



“Saya merasa bangga dapat hadir di tengah-tengah perempuan hebat, sekaligus berkesempatan untuk meresmikan 15 sentra kerajinan LPW Melati Kota Bengkulu.



Di tengah peran ibu-ibu dalam ranah domestik, mereka masih bisa membagi waktu dan bersaing dalam dunia bisnis. Sekarang memang sudah saatnya perempuan berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesejahteraan bangsa termasuk bidang ekonomi,” ujar Menteri Yohana saat meresmikan 15 sentra kerajinan LPW Melati Kota Bengkulu, di Gedung Olahraga Sawah Lebar, Kota Bengkulu.



Menteri Yohana menambahkan kualitas perempuan Indonesia memang tidak diragukan lagi, sudah banyak dari mereka yang memiliki pendidikan tinggi, keterampilan yang memadai, serta kecerdasan yang tidak kalah dari kaum laki-laki. Perempuan-perempuan tangguh tersebut sudah siap bersaing dalam dunia bisnis sekaligus menghapuskan kesenjangan ekonomi antara laki-laki dan perempuan pada sektor ekonomi.



Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Rohidin Marsyad mengatakan sanggat bangga dan mengapresiasi semangat, kemauan, dan kreativitas dari ibu-ibu di LPW Melati. Harapannya agar sentra kerajinan ini dapat menjadi salah satu percontohan untuk skala nasional. 



“Semakin banyaknya jumlah pengusaha perempuan di Provinsi Bengkulu dapat memperkuat peran dan daya saing dalam perekonomian nasional. Untuk itu, kualitas usaha yang dijalani oleh pengusaha perempuan perlu ditingkatkan lagi. Kami tentu akan memberikan dukungan berupa pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk, pemasaran produk dengan harga yang kompetitif, dan advokasi,” tambah Rohidin. 



Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan jumlah wirausaha perempuan mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 1,63 juta orang, dari 12,7 juta pada 2015 menjadi 14.3 juta pada 2017. Sedangkan data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan telah mengalami perbaikan dalam 3 tahun terakhir.



Pada 2015 misalnya, TPAK perempuan sebesar 48,87%, 50,77% di 2016, dan 50,89% pada 2017. TPKA merupakan persentase penduduk berusia lebih dari 15 tahun yang merupakan angkatan kerja. Artinya, jumlah perempuan yang memperoleh kesempatan kerja sudah sekitar separuh dari jumlah seluruh perempuan usia kerja yang ada di tanah air.



Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk mendukung kesejahteraan ekonomi perempuan, diantaranya melalui penerapan industri rumahan dan program Three Ends atau Tiga Akhiri. Salah satu dari tiga sasaran Three Ends yakni, akhiri kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan.



Dengan mengedepankan prinsip ini diharapkan perempuan menjadi mampu, berdaya, dan menjadi setara dengan laki-laki dalam bidang ekonomi, sehingga dipastikan dapat memperolah akses yang sama baik akses terhadap program pelatihan, permodalan, dan dukungan dana/sarana alternatif.



“Penerapan konsep sentra kerajinan ini hampir sama dengan apa yang sudah Kemen PPPA kembangkan sejak 2015 melalui industri rumahan. Besar harapan agar program-program seperti ini akan terus ada dan berkembang agar kesejahteraan ekonomi perempuan dapat dirasakan secara menyeluruh.



Sebab berjayalah bangsa ini jika ekonomi perempuannya sudah sejahtera dan anak mendapatkan perlindungan dari segala bentuk eksploitasi. Jika perempuan mampu meningkatkan perekonomian maka akan terasa juga dampaknya terhadap ketahanan keluarga,” tutup Menteri Yohana.(Rls)