Bengkulu Kota Hadis, Berikut Kota-Kota di Indonesia yang Juga Berslogan Religi
Featured Image

Bengkulu Kota Hadis, Berikut Kota-Kota di Indonesia yang Juga Berslogan Religi

Diposting pada January 1, 2020 oleh Penulis Tidak Diketahui

Islamic Centre Mataram, Poto:Dok/PesonaIndonesia.com

Indo Barat – Wali Kota Bengkulu baru saja me-launching Kota Bengkulu sebagai Kota Hadis, acara yang dideklarasikan di Masjid At Taqwa Anggut itu turut dihadiri Wakil Wali Kota Dedy Wahyudi dan jamaah di Kota Bengkulu. Dalam deklarasinya, Wali Kota Bengkulu menargetkan seluruh warga Kota Bengkulu minimal mampu menghafal 40 hadis.

Ternyata selain Kota Bengkulu yang baru saja menyemat diri sebagai kota yang bernuansa religi (Kota Hadis), beberapa Kota-Kota di Indonesia ini juga memiliki julukan atau slogan yang juga bernuansa religi, berikut ulasanya

Manokwari Kota Injil

Patung Yesus di ManokwariPatung Yesus di Manokwari, Papua, Poto:papuakita.com

Pada tahun 2005 lalu kelompok pendeta di Manokwari menggas ide untuk menjadikan Kota Manokwari sebagai Kota Injil. Gagasan Manokwari sebagai Kota Injil didasarkan pada  sejarah masuknya Injil pertama kali di Papua melalui Kota Manokwari. Pada tahun 28 Oktober 2018 lalu Pemkot Manokwari resmi mengesahkan Perda Kota Manokwari sebagai Kota Injil.

Gorontalo Kota Serambi Madinah 

Islam GorontaloKhazanah Islam di Gorontalo, Poto:Dok/Republika

Julukan Gorontalo sebagai Kota Serambi Madinah muncul sebagai manifestasi nilai adat, nilai kesopanan dan nilai norma Agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. Masyarakat Gorontalo terkenal dengan filosofi adatnya yakni ‘Adati Hula-hula’a to Sara’a Hula-hula’a to Qur’an (ASQ) atau ‘Adat bersendikan Syara, Syara bersendikan Kitabullah’.

Bahkan pemerintah daerah setempat telah mencanangkan kota “Bumi Maleo” ini sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) setelah Lombok, sehingga diharapkan mampu menarik wisatawan domestik dan internasional, khususnya Timur Tengah.

Mataram Kota Seribu Masjid 

Kota Mataram terletak di Pulau Lombok dan merupakan ibu Kota dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), awal mula Mataram dijuluki sebagai Kota Seribu Masjid karena berdasarkan data ada 9.000 lebih masjid besar dan kecil di pulau seluas 5.435 km² ini. 

Nama Kota Seribu masjid pertama kali disematkan pada tahun 1970 oleh Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama Effendi Zarkasih. Kala itu, Effendi meresmikan Masjid Jami Cakranegara Islamic Centre Kota Mataram. Saat meresmikan, Effendi terkesan sekali dengan banyaknya masjid di Kota Mataram sehingga Ia menjuluki Kota/Negeri Mataram Kota seribu Masjid dan terus melekat sampai dengan saat ini. 

Tasikmalaya Kota Santri 

SantriSantri, Poto Ilustrasi/SwaraKampus.com

Selain Tasikmalaya Kota Pasuruan, Kota Jombang juga berjuluk Kota Santri namun Kota Tasikmalaya memiliki keunikan tersendiri, Tasikmalaya merupakan salah satu kota santri terbesar di Indonesia. Berdasarkan data yang diunggah oleh Pangkalan Data Pondok Pesantren Kemenag RI tercatat sekitar 180 pesantren yang ada di Kota Tasikmalaya dan 795 pesantren di kabupaten Tasikmalaya. 

Apabila dilihat dari jumlah pesantren yang ada nampaknya Tasikmalaya memang lebih dikenal sebagai Kota Santri. Selain itu Kota Tasikmalaya juga dijadikan sebagai tuan rumah dan pusat perayaan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2018 lalu. 

Demak Kota Wali 

Demak, salah satu kabupaten di Jawa Tengah, Kota kecil tersebut terletak di timur Semarang merupakan kota ziarah yang kerap disebut sebagai Kota Wali atau Nagari Para Wali. Kota yang menjadi cikal bakal Islam di Jawa itu meninggalkan kenangan dan ingatan religius berupa Masjid Demak dan makam Sunan Kalijaga. 

Asal mula kota demak dijuluki sebagai kota wali tidak lepas dengan Masjid Agung demak. Masjid Agung Demak merupakan salah satu simbol kota Demak yang sering dikunjungi masyarakat. Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini memiliki nilai historis yang sangat penting bagi perkembangan Islam di tanah air. 

Menurut legenda, masjid ini didirikan oleh Wali Songo secara bersama-sama dalam tempo satu malam. Banyak masyarakat memercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang penyebaran agama Islam, dan mengajarkan ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar. Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam di Indonesia. Inilah alasan yang menjadikan kota Demak disebut kota wali.

Banda Aceh Kota Serambi Mekkah

Ada beberapa alasan lain yang membuat Aceh layak diberikan julukan “Serambi Mekkah”. Semuanya berhubungan dengan penyebaran dan perkembangan Islam di sana. Bahkan hingga kini, Aceh merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang menerapkan syariat dan hukum Islam. Hal ini dikarenakan ajaran Islam yang sudah mengakar sejak ratusan tahun yang lalu dan seluruh warga Aceh amat menaatinya.

Ajaran Islam di Aceh memang berkembang begitu pesat. Oleh karenanya, Aceh dijadikan sebagai kiblat untuk ilmu pengetahuan Islam, salah satunya adalah Jamiah Baiturrahman (Universitas Baiturrahman). Tak sedikit para pelajar dari daerah dan negara lain yang datang ke Aceh untuk belajar di sana.

Ajaran Islam dibawa oleh seorang ulama besar asal Hadramut, Yaman, bernama Sayyid Abubakar bi Husaien Bilfaqih. Di Aceh, Sayyid Abubakar mengubah rumah pribadinya menjadi dayah atau pesantren. Rumah Sayyid Abubakar kemudian menjadi tempat untuk belajar agama Islam. Lalu, rumah ini dijadikan masjid dan pusat manasik haji oleh jamaah dari berbagai daerah di nusantara dan semenanjung Malaya. Para jamaah akan singgah dulu di Peulanggah untuk belajar tata cara ibadah haji sebelum melanjutkan perjalanan ke Mekkah. Konon, dari sinilah asal mula nama “Serambi Mekkah” berasal.

Reporter: Anasril Azwar
Editor: Riki Susanto

Kategori: Humaniora