Gubernur Rohidin dan Junaidi Hamzah Hadiri Silahturahmi IKK, Sinyal Pilkada?

Gambar

Diposting: 14 Jul 2019

Gubernur Rohidin dan Junaidi Hamzah saat menghadiri Silahturahmi dan Halal Bihalal IKK di Kota Bengkulu, Poto/MC



Indo Barat - Akhir-akhir ini Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah kerap terlihat hadir ditengah-tengah masyarakat baik dalam rangka kunjungan kerja maupun menghadiri acara seremonial yang digelar komunitas masyarakat. 



Minggu 14 Juli 2019, Gubernur Rohidin terlihat hadir di acara Halal Bihalal dan Silaturahmi yang digelar Ikatan Keluarga Kedurang (IKK) di Gedung Olahraga Sidomulyo Kecamatan Gading Cempaka Bengkulu. 



Gubernur Rohidin pada kesempatan itu mengapresiasi kegiatan IKK karena menurutnya, silaturahmi itu dapat mencerahkan suasana serta dapat mengeratkan rasa kekeluargaan.“Silaturahmi itu dapat mendekatkan yang jauh, mendinginkan yang panas dan menghimpun yang berserakan, itulah gambaran dari silaturahmi tersebut,” sampai Gubernur Rohidin dirilis Media Centre Pemprov Bengkulu.



Menariknya saat hadir di forum silahturhami IKK, Gubernur Hadir menggandeng  Ustaz Junaidi Hamzah yang juga mantan Gubernur Bengkulu. Gubernur Rohidin nampak akrab dengan mantan Gubernur yang sekaligus tokoh Rejang itu. 



Menanggapi itu Zunarwan Hadidi berpendapat, keakraban Gubernur dan Mantan Gubernur Bengkulu yang sama-sama berlabel ustaz itu perlu dilihat dalam kacama politik. Menurutnya, momentum kehadiran dua tokoh penting di Bengkulu dalam satu kesempatan acara komunitas bisa saja terkait agenda pilkada.



“Saya pikir mata publik itu jeli dan cerdas, jangankan kedua tokoh penting bertemu, kadang-kadang lelucon saja bisa bermakna politis apalagi pak Rohidin adalah pejabat politik (Gubernur) sedangkan pak Junaidi juga mantan pejabat politik (Mantan Gubernur), jadi seluruh kemungkinan bisa saja terjadi termasuk soal pilkada 2020” kata Zunarwan



Lebih jauh juru bicara Konsorsium Nasional itu mengapresiasi apabila Rohidin dan Junaidi Hamzah disandingkan dalam pertarungan pilkada serentak 2020. Komposisi keduanya lanjut Zunarwan, adalah komposisi ideal karena secara kultural mewakili dua arus politik konvensional (Serawa-Rejang)



“Sudah ada putusan MK jadi siapapun boleh mencalonkan diri menjadi kepala daerah termasuk pak Junaidi Hamzah demikian pula Agusrin M Najamudin keduanya pernah terlibat korupsi namun regulasi kita sudah memberi ruang tinggal soal dipilih masyarakat atau tidak. Terlepas soal itu, pak Junaidi masih memiliki pengaruh besar sekalipun tidak digandeng tapi dukunganya sangat penting” kata Zunarwan 



Reporter: Anasril Azwar

Editor: Riki Susanto