Eksistensi PGRI Diakui sebagai Pelindung Profesi Guru

Konfrensi PGRI Provinsi Bengkulu, Sabtu, 20 Mei 2023, Foto: Dok

Indo Barat - Keberadaan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu sangat dirasakan eksistensinya terhadap penguatan profesi guru. PGRI telah menjadi wadah pelindung bagi para guru sekaligus forum silaturahmi.

"Saya menyambut baik, sudah ada MoU antara PGRI dengan polda dan polres di kabupaten/kota agar hak-hak guru ketika melaksanakan proses pendidikan bisa terus terlindungi," ungkap Gubernur Rohidin usai memberikan pengarahan dan membuka Konferensi Kerja III PGRI Provinsi Bengkulu Tahun 2023, Sabtu (20/05/23).

Lebih lanjut disampaikan Gubernur Rohidin, dengan sensitifnya permasalahan yang melibatkan guru, baik dalam hal etika mengajar maupun hal lainnya maka penguatan PGRI menjadi sangat potensial jika dikerjasamakan dengan polri.

"Jadi kalau ada hal tidak baik kepada guru, tidak langsung dilakukan pendekatan pidana tapi bisa dilakukan upaya yang lebih bermanfaat bagi para pihak," imbuh Gubernur Rohidin.

Ketua PGRI Provinsi Bengkulu Haryadi menjelaskan, Konfrensi PGRI sebagai tindaklanjut hasil konferensi kerja nasional (Konkernas). Konfrensi bertujuan untuk menyampaikan hasil kinerja selama satu tahun sebagai bahan evaluasi serta membuat inovasi meningkatkan program kegiatan terutama peningkatan kapasitas guru, kesejahteraan dan kualitas di masa depan.

"Tidak hanya menjadi evaluasi program namun ajang silahturahmi jajaran PGRI se-Provinsi Bengkulu, di samping itu pula menyusun program yang jitu kedepan," ungkapnya.

PGRI juga telah membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk menangani permasalahan guru yang masuk ke PGRI, termasuk memikirkan tenaga guru P3K.

“Rekrutmen P3K saat ini dilihat dari kompotensi lama kerjanya dan kapasitasnya, saya berharap komitmen seluruh cabang PGRI karena yang mengetahui kualitas guru di tingkat bawah,” ujar Haryadi. [RS]