Domino di Bengkulu dari Acara Kawinan Hingga Magnet Politik
Featured Image

Domino di Bengkulu dari Acara Kawinan Hingga Magnet Politik

Diposting pada June 14, 2019 oleh Penulis Tidak Diketahui

Indo Barat – Domino, Gaplek [sebutan Jawa] atau Gap kebanyakan orang Bengkulu menyebut adalah permainan yang kini sudah men-tradisi di tengah masyarakat Bengkulu. Permainan kartu yang berisi angka-angka itu ternyata bukan permainan asli Indonesia.

Domino menurut beberapa refrensi berasal dari negeri Tiongkok, sama dengan kartu Remi yang juga berasal dari negeri tirai bambu. Domino pertama kali dimainkan saat digelarnya festival di Wulin (kini HangZhou) Tiongkok. Domino sering digunakan sebagai media perjudian dijual oleh penjaja keliling barang-barang unik di rezim Raja XiaoZong dari Dinasti Song (1162-1494) 

Permainan Domino menurut sejarah pertama kali ditemukan di Tiongkok tepatnya pada awal 1120 Masehi. Berdasarkan catatan sejarah dengan ditemukannya potongan-potongan jalan kembali ke prajurit-pahlawan yang bernama Hung Ming (181-234 M). Sedangkan sejarawan lain percaya bahwa Keung T’ai Kung, pada abad kedua belas SM adalah orang yang pertama kali menciptakan jenis permainan tersebut.Yang Chu Sz Ubi menyatakan bahwa domino diciptakan oleh seorang negarawan pada tahun 1120 Masehi, Wikipedia.

Awalnya Domino hanya dalam bentuk karrtu yang terbuat dari kertas tebal yang satu sisinya ditulis angka-angka sampai hitungan ke-6 sedangkan sisi lain bermotif sama.  Satu unit Domino terdiri dari 28 buah kartu yang biasanya dimainkan 4 orang dengan masing-masing memainkan 7 kartu Domino. 

Namun, sejalan dengan perkembangnya, Domino dibuat dalam berbagai model termasuk Domino berbahan material padat yang berdemensi 2-3 milimeter berbentuk persegi panjang. Domino jenis inilah yang kemudian banyak beredar di tengah masyarakat Bengkulu.  

Tradisi Kawinan dan Magnet Politik

Domino bukan hanya akrab dengan masyarakat bBngkulu tapi sudah membudaya. Domino menjadi hiburan utama ketika keramaian digelar. Masyarakat Bengkulu sendiri misalanya, hampir dipastikan tidak ada yang tidak hafal dengan permaianan ini. Baik pesta perkawinan ataupun gelaran keramaian laion seperti acara politik atau event-even lain permaianan Domino selalu hadir.

Saat acara kawinan permainan Domino selalu menjadi pilihan utama bagi warga di Bengkulu. Masyarakat Bengkulu menganggap, keramaian kurang komplit bahkan terasa ‘hambar’ tanpa didahuli lomba Domino. Demikian pula dengan agenda politik permainan Domino biasanya menjadi magnet tersendiri untuk mengumpulkan massa. 

Seperti diungkapkan salah seorang warga Sawah Lebar Kota Bengkulu Rifai (63) yang lusa (16/06/2019) akan mengelar pesta perkawinan anaknya mengatakan, Lomba Domino sudah menjadi tradisi saat acara pesta perkawinan. 

Menurut Rifai tanpa acara pesta perkawinan tanpa lomba Domino serasa kurang lengkap bahkan bisa menjadi gunjingan tetangga bagi warga yang menggelar kawinan tapi tidak melombakan Domino. “Kalau disini lomba Gap sudah menjadi wajib, kalau tanpa lomba Domino biasanya warga malas ngumpul” Ujarnya, Sabtu (15/06/2019)

Tradisi lomba Domino menjelang kawinan bukan hanya terjadi di Kota Bengkulu namun hampir menjadi tradisi di seluruh daerah di Bengkulu. Warga Bengkulu Selatan juga menjadikan Domino sebagai permainan utama saat menjelang pesta perkawinan. Permainan Domino biasanya di lombakan sehari sebelum acara puncak. 

“Kalau kami di Manna ini, Lomba Domino sudah menjadi hiburan wajib, biasanya kalau ada pesta pernikahan, pemilik hajat selalu menyediakan Domino untuk warga yang bertandang sebelum hari pesta” kata Jon Hamid Warga Desa Muara Pulutan Seginim.  

Ditambahkan Jon, permainan Domino menjadi tradisi karena mudah dimainkan dan tidak membutuhkan banyak modal, harga satu unit Domino padat (Domino Batu) di pasaran di bandrol antara Rp 40.000-Rp. 50.000 per unit. 

“Permainanya mudah, hampir seluruh masyarakat bisa memainkan anak SD pun bisa tapi kalau untuk mahir membutuhkan kecerdasan dan jam terbang, kalau kami disini [Manna] sering main berpasang-pasangan, permaianannya asyik dan mudah” Jelas Jon 

Domino juga merambah dunia politik, pilwakot tahun lalu misalnya, salah seorang bakal calon Wali Kota Bengkulu Tam Tam Ail menggelar perlombaan Domino yang diikuti ratusan orang. Tidak main-main sang tokoh politik itu menggelar permainan Domino skala besar dan ditempatkan di Stadion Sawah lebar Kota Bengkulu. 

Lomba Domino yang digelar bakal calon yang urang bertarung itu menyiapkan hadiah berupa peralatan elektronik dan uang pembinaan jutaan rupaih. Lomba Domino yang digelar Tam Tam mampu menyerap massa dan menjadi ruang agenda politik. 

Bukan hanya itu, tidak jarang Caleg atau Calon Kepala Daerah yang menggelar acara atau pertemuan di rumah warga biasanya didahuli atau diakhiri dengan perlombaan Domino. 

Domino dan politik di Bengkulu sudah saling melekat saling isi dan saling butuh. Permainan Domino mampu menjadi magnet tersendiri terutama saat agenda politik membutuhkan kumpulan massa. 

Fenomena ini menurut pengamat sejarah dan budaya Bengkulu Bennei Hakim Bernardie adalah hal yang lumrah terjadi dalam pergeseran budaya masyarakat. Menurutnya budaya itu selalu berkembang di tengah-tengah masyarakat termasuk juga tradisi dalam permainan. 

“Domino itu awalnya masuk Bengkulu sekira tahun 70-an namun sangat familiar sejak sepuluh tahun terakhir, awalnya permainan Domino di Bengkulu hanya dimainkan saat berkumpul atau ngobrol, namun mulai bergeser menjadi permainan setengah wajib saat hajatan atau agenda politik” ujar penggiat sastra di Bengkulu itu. 

Menurut pria yang akrab disapa Cik Ben itu, permainan Domino sebenarnya baik untuk masyarakat namun sering juga sering disalahgunkan untuk perjudian. “Domino itu soal hitungan angka-angka jadi sebenarnya baik untuk melatih kecerdasan tapi jangan sampai tradisi permainan Domino justru menggeser bahkan menenggelamkan permainan-permainan tradisiional masyarakat Bengkulu, Itu juga perlu diperhatikan banyak budaya kita digeser tradisi asing yang  berlahan-lahan hilang” Kata Bennie

Reporter: Iman SP Noya 
Editor: Riki Susanto 
 

Kategori: Humaniora