Saksikan! Wakil 3 Cagub akan Adu Gagasan di Forum Komunitas Pemilih Cerdas

Diposting: 26 Oct 2020
Poto Istmiewa/Bengkuluinteraktif.com
Indo Barat - Komunitas Pemilih Cerdas Bengkulu (KPCB) akan mengadakan kegiatan dialog dalam rangka menyukseskan pilkada serentak 2020. Kali ini diskusi terkait suksesi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Bengkulu dengan tema "Merawat Demokrasi, Menyajikan Kampanye Cerdas".
Tak tangung-tanggung komunitas yang konsen dengan kajian demokrasi dan kepemiluan ini akan menghadirkan perwakilan dari 3 kandidat yang akan bertarung di pilgub Bengkulu 2020. Ketiganya mewakili kalangan milenial, Irfan Rizaldy Juru Bicara Helmi Hasan, Medio Yulistio Juru bicara Agusrin M Najamudin dan Peri Sapran Edi simpatisan Rohidin Mersyah.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pertama yang digagas KPCB sebelumnya dengan tema "Melenial Memilih Pemimpin".
“Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan calon pemilih yang cerdas, maka komunitas ini akan selalu berupaya menyajikan dialog dialog yang berkualitas. Ini tidak lain guna menyambut pesta demokrasi di Bengkulu” tutur Hamzani selaku pembina komunitas pemilih cerdas.
Dialog yang akan dilangsungkan pada Selasa 27 Oktober 2020 akan disiarkan langsung di Fanpage Facebook "Komunitas Pemilih Cerdas Bengkulu" yang akan dimulai pukul 20;00 WIB.
“dengan hadirnya juru bicara dari calon gubernur, muda-mudahan dialog ini akan berlangsung menarik” tutur Azizul Fikri selaku pelaksana kegiatan.
Sementara itu, Irvan Rizaldy selaku juru bicara dari Paslon Nomor 1 menyambut baik kegiatan ini. Kegiatan yang diinisiator kaum milenial ini diharapkan mampu memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu agar alasan dalam memilih menjadi lebih lebih rasional.
“Terimakasih kepada KPCB sudah mewadahi kami untuk berdialog dengan tim Paslon lain” kata Irvan
Demikian pula disampaikan, Peri Sapran Edi yang mengaku merindukan diskusi yang mengangkat konten kampanye yang bersifat mendidik publik. Metode kampanye yang selama ini dihadirkan lebih pada perseteruan emosional yang terkesan personal branding belum masuk pada tataran kebutuhan kolektif publik.
“Harusnya ‘perseteruan’ itu masuk pada wilayah kepentingan publik terhadap sebuah proses pilkada. Visi-misi kandidat misalanya harus dibedah secara utuh agar kandidat tidak sembarangan dalam mencetuskan program. Harus diuji secara porporsional dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten.
Anda bayangkan, kalau ada kandidat yang berjanji kalau dia terpilih seluruh warga akan dikasih mobil satu-satu. Ini tidak logis, demokrasi bukan lontre tapi itu bisa saja terjadi kalau tidak ada kontrol dari masyarakat” papar Feri
Reporter: Anasril Azwar