Rel Moral Gerakan Mahasiswa

Gambar

Diposting: 12 Jun 2019

Gerakan mahasiswa telah mewarnai sejarah panjang perjalanan Negara Rapublik Indonesia, gerakan mahasiswa di Indonesia sudah terlihat sejak era Kebangkitan Nasional – dengan lahirnya Sumpah Pemuda sebagai spirit building dalam proses penyatuan konsep berbangsa, berbahasa, dan bertanah air, perjuangan lahirnya kemerdekaan, pengawalan transisi rezim Orde Lama (Orla) ke Orde Baru (Orba), penggulingan tirani Orba menuju Orde Reformasi.



21 tahun pasca reformasi terjadi  banyak sekali kegundahan rakyat terhadap aktivisme gerakan Mahasiswa, Mitos mahasiswa sebagai agent of change menjauh dari realita yang ada, Para mahasiswa lebih senang dan bangga jadi juru keplok (tepuk tangan) di acara-acara TV atau duduk manis di Cafe tempat nongkong modern yang begitu gemerlap dan jauh dari kesulitan hidup rakyat kecil, Di sana mereka dapat leluasa berbicara tentang artis aktor idola, film populer terbaru serta mode pakaian terbaru, dan tak lupa mencibir setiap kali ada demo yang memacetkan jalan, atau tak terima ketika buruh demo meminta kenaikan gaji yang membuat para buruh dapat hidup layak dengan dalih tak usah menjadi buruh jika tak mau bergaji rendah dan hidup dalam keterbatasan.



Mahasiswa sperti itu biasanya baru akan mengeluhkan bagaimana kondisi masarkat yang sesunguhnya ketika sudah selesai mencicipi indahnya dunia kampus dan merasakan langsung terjun kedunia nyata yakni masarakat kecuali (mungkin) terlahir dari keluarga sultan (horang kaya).



Pada tulisan kali ini penuis ingin berbicara tentang Rel moral Gerakan mahasiswa yang bebrerapa tahun terahir seolah terjepit dan terbenam oleh para cebong dan kampret dan kemungkinan kondisi ini akan terus berlangsung sampai beberapa tahun mendatang namun gerakan moral mahasiswa sebagai agent of control, agent of change serta iron stock tidak boleh terpingirkan hanya karna tidak mau dianggap terkooptasi oleh gerakan politik segelintir elit.



Aktivitas gerakan mahasiswa seperti demonstrasi, orasi, seminar, kongres, pernyataan sikap, tuntutan dan lain-lain, sebenarnya merupakan aktivitas politik. Semua itu merupakan sarana komunikasi politik lisan dan tulisan, tidak bisa dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa merupakan gerakan politik. Namun, gerakan politik seperti apa yang layak diperjuangkan oleh gerakan mahasiswa? Apa yang membedakanya dengan partai politik?



Rel moral gerakan mahasiswa yang ingin penulis bahas adalah yang berorientasi pada perjuangan nilai-nalai ideal, kebenaran, keadilan, humanisme (kemanusiaan), profesionalitas dan intelektualitas dalam seluruh aspek pengelolaan negara.



Disisi yang lain gerakan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan cenderung tersandera dengan pergerakan alumni yang sudah terjun ke politik praktis dan berusaha mengapai kekuasaan melalui pengarunya terhadap gerakan mahasiswa yang eksis melakukan advokasi dan membentangkan parlemen jalanan.



Gerakan mahasiswa sebagai gerakan politik nilai ini tidak memperdulikan siapa yang berkuasa, karena siapapun yang berkuasa akan menjadi sasaran tembak ketika melakukan penyimpangan. Ia tidak berkepentingan mendukung seseorang untuk menjadi penguasa, tapi siapa pun penguasanya ketika tidak berpihak kepada hajat hidup rakyat dan cenderung otoritarian akan berhadapan dengan gerakan mahasiswa.



Gerakan mahasiswa hanya bertanggungjawab mengontrol dan mengawal transisi dan perkembangan demokrasi supaya tetap pada relnya, terlepas dari siapa yang berkuasa. Dalam pelaksanaannya bukanlah hal yang tak mungkin untuk berkolaborasi dengan partai-partai politik, LSM, ORMAS, dll ketika lembaga-lembaga tersebut menjunjung nilai-nilai moral seperti gerakan mahasiswa.



Tugas kita sekarang, bagaimana mengoptimalkan keseluruhan peran dan fungsi intelektual akademisi, fungsi cadangan masa depan, dan fungsi agen perubahan, Tentu berbeda dengan gerakan partai politik yang berorientasi pada kekuasaan yang akan diduduki ketika pertarungan sudah dilaksanakan.



Rel moral gerakan mahasiswa berpikir bagaimana kebijakan yang dibuat oleh penguasa adalah tidak lain dan tidak bukan untuk mensejaterakan seluruh rakyat yang berasaskan keadilan dan bermuara pada kesejateraan rakyat.



Diakhir kata penulis berbicara melalui tulisan ini bahwasahnya gerakan pemuda tidak ada kaitannya dengan siapa berkuas, dengan siapa membangun kekuatan rakyat karna yang diperjuangkan oleh pemuda dan mahasiswa merupakan perjuangan gagasan atas tangkapan kondisi sosial masarakat yang terjadi dilapangan, gerakan moral pemuda dan mahasiswa tidak mengenal apakah akan pemilu, akan pilkada, akan pilpres semacamnya.



Secara de facto dan de jure belanda adalah penguasa yang sah pada masa penjajahan, dan atas nama rakyat indonesia ir soekarno mendeklarsikan kemerdekaan indonesia, dan hari ini pemuda dan mahasiswa memiliki amanah dan tanggung jawab moral yang jauh lebih ringan yakni memastikan penguasa dan pemerintahan yang sah menjalan amanahnya sesuai dengan yang dicita citakan founding father kita yang mana termaktub dalam pancasila dan dituangkan dalam undang undang serta dirincikan dalam setiap konstitusi negera kesatuan republik indonesia.



Penulis: Kelvin Aldo Ketua Hikma PC IMM Kota Bengkulu 

Editor: Riki Susanto

 


Kategori: Opini