Propaganda Pancasila Harus Gencar dari Propaganda Ideologi Lain

Diposting: 01 Jun 2018

Mahfud MD Bandingkan 'Propaganda' Fasisme dengan Pancasila



Indo Barat, Jakarta - Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD membandingkan soal Pancasila dan ideologi lain macam Fasisme terkait dengan penyebaran dan sosialisasinya. 



Hal itu disampaikan Mahfud usai mengikuti Upacara Hari Kelahiran Pancasila di Kementerian Luar Negeri, pada Jumat (1/6). Dia menuturkan sesuatu yang baik macam Pancasila harus disosialisasikan secara terus-menerus. Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD membandingkan soal Pancasila dan ideologi lain macam Fasisme terkait dengan penyebaran dan sosialisasinya. Seperti dilansir www.cnnindonesia.com 

Mahfud menuturkan selama ini pihaknya sudah menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk sosialisasi soal Pancasila. Namun, kata dia, selama ini pelajaran soal Pancasila hanya dititipkan ke mata pelajaran lain macam Sejarah, Kewarganegaraan dan Politik.



Mahfud menyatakan BPIP menyarankan sebaiknya ada nama khusus terkait dengan pelajaran tersebut.



"Karena sesuatu yang baik itu kalau tidak sering disebut bisa hilang. Sementara sesuatu yang jelek kalau selalu disebut, muncul ke permukaan seperti Fasisme. Itu kan jelek tapi selalu dipropagandakan," kata Mahfud. "Sama, Pancasila kalau tak diingatkan seperti dulu, orang akan menawarkan ideologi alternatif yang radikal."



Fasisme merupakan paham yang berdasarkan pada kepemimpinan absolut. Salah satu pemimpin dunia yang terkenal menerapkan hal itu adalah Adolf Hitler dan Partai Nazi.



Terkait dengan sosialisasi Pancasila, Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri membuka peluncuran buku Tjamkan Pantja Sila!: Sistem Filsafat Pancasila karya Muhammad Yamin 5 Juni 1958, kemarin. Peluncuran buku ini dilakukan menjelang hari lahirnya Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni.



"Tanggal 1 Juni 1945 saat Bung Karno pertama kali menyampaikan pidato tentang dasar negara bagi Indonesia. Bung Karno tanpa teks menyampaikan prinsip-prinsip dasar dengam cara sistematis," kata Duta Arsip, Rieke Diah Pitaloka, di Gedung Filateli Jakarta, Kamis.



Dalam acara ini juga dilakukan peluncuran perangko Bung Karno di sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di dalam perangko ini juga tergambar tulisan tangan Bung Karno 'Tjamkan Pantja Sila'.



Selain itu, diluncurkan pula sampul Hari Pertama Peringatan 73 tahun lahirnya Pancasila. Dalam acara ini hadir pula sejumlah pejabat dari BPIP seperti Mahfud MD dan Yudi Latief. (***)

 

Kategori: Edukasi
Tag: #headline