Kete Kesu: Desa Adat Tana Toraja

Diposting: 23 Jun 2019
Jejeran rumah adat Toraja yaitu Tongkonan, Poto Devie Agriani/Indo Barat
Interaktif Feature - Kete Kesu merupakan salah satu desa yang banyak menyimpan cerita dan sejarah Tana Toraja, di sini ada rumah adat serta makam kuno yang sudah berusia sejak zaman leluhur Tana Toraja.
Kete Kesu berada di Kampung Bonoran Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Desa Kete Kesu tidak jauh dari pusat kota Makale, butuh sekitar 30 menit menggunakan sepeda motor untuk tiba di desa ini. Di sepanjang perjalanan menuju desa Kete Kesu, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan perbukitan hijau serta hamparan sawah yang luas.
Desa Kete Kesu sendiri lebih dikenal dengan museum hidup, karena wisatawan dapat mengetahui tradisi kuno masyarakat Tana Toraja. Saat memasuki pintu masuk Kete Kesu wisatawan akan melihat danau, setelah itu wisatawan akan menyaksikan pemandangan barisan rapi rumah adat tongkonan.
Usia rumah adat yang ada di Kete Kesu sendiri sudah ada sejak zaman leluhur di Tana Toraja, bangunan itu dibangun berjejer dengan rapi menghadap ke lumbung padi yang ada di sisi timur. Rumah adat itu disebut rumah tongkonan yang dihiasi dengan ukiran indah, serta tanduk kerbau yang melambangkan status sang pemilik rumah.
Semakin banyak dan tinggi tanduk kerbau yang di pasang di rumah, artinya semakin tinggi pula status sosial pemilik rumah tersebut. Hal ini dikarenakan di Tana Toraja kerbau dianggap hewan yang sakral, harganya pun lebih tinggi dibanding kerbau di daerah lainnya di Sulawesi.
Perbuktian berbatu, tempat makam warga yang sudah menjadi tulang belulang/Dok Devie Agriani
Tradisi yang paling terkenal di Tana Toraja sendiri adalah upacara kematian yang cukup unik, hal ini karena masyarakat Toraja masih menganut adat yang merupakan kepercayaan, aturan, dan ritual tradisional dari nenek moyang. Saat ini mayoritas warga di Toraja memeluk agama protestan atau katolik, tetapi tradisi leluhur dan upacara ritual masih dipraktikkan oleh beberapa orang.
Sedangkan pemakaman kuno bisa dijumpai di belakang rumah tongkonan yang dihiasi menhir sebagai penanda jalan ke Bukit Buntu Kete Kesu. Selama perjalanan ke bukit wisatawan akan melihat beberapa pedagang souvenir yang menjual berbagai oleh-oleh khas Toraja.
Di bukit berbatu yang menjadi situs pemakaman kuno, pemakaman itu dipenuhi dengan tulang belulang dan tengkorak para warga yang telah meninggal. Ukiran patung-patung yang menyerupai orang mati ada di muka tebing dibangun menyerupai wajah mediang, mereka dibuat menghadap ke luar makam sebagai simbol.
Makam ini sudah dipasangi jeruji besi untuk menghindari pencurian sehingga tulang belulang serta patung di dalam makam terjaga. Sebelum bukit berbatu banyak juga peti mati yang dihiasi aneka ukiran dan patung-patung kayu, peti mati itu digantung kemudian di luar peti dipasangi foto mayat yang berada di dalamnya.
Penulis: Devie Agriani Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Editor: Riki Susanto
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
Kenuri Tengah Laman, Ritual Pengingat Leluhur Masyarakat Adat Napal Jungur
07 Mar 2023
-
Semalaman Dikeloni Cewek Open BO, Paginya Perhiasan Hilang
12 Mar 2022
-
Capaian Vaksinasi di Bengkulu Terus Meningkat
12 Dec 2021
-
Perjuangan Petugas Vaksinasi Covid-19
29 Oct 2021
-
Diah Yamini, Sang Pejuang Covid-19 Polwan Polda Bengkulu
02 Oct 2021
Topik Terkait Berdasarkan Tags
-
Kenali 3 Kemampuan yang Melekat Pada Sosok Jurnalis
17 Nov 2019
-
Berbagai Cara Menyalurkan Bakat Menulis
15 Nov 2019
-
Politeknik Tak Lagi Berfokus Pada Jurusan Teknik
14 Nov 2019
-
3 Tempat Ikonik di PNJ
12 Nov 2019
-
Hasil Nyata Politeknik Negeri Jakarta
11 Nov 2019