Kenali Penyakit HSP

Gambar

Diposting: 01 Jul 2019

Zahrah Nur Fakhirah,salah satu penderita Henoch-Schonlein (HSP). Foto : Fitria Nur Rahmawati



Interaktif Feature - Pernahkah Anda mendengar penyakit Henoch-Schonlein Purpura (HSP)? Ini merupakan penyakit peradanan pada pembuluh darah dan penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh yang seharusnya bersifat melindungi, namun menyerang pada tubuh sendiri. 



Dikutip dari alodokter.com yang dijitau oleh dr. Marianti bahwa Henoch-Schonlein purpura (HSP) adalah suatu penyakit peradangan pembuluh darah pada kulit, sendi, usus, dan ginjal yang dapat menimbulkan ruam berwarna merah atau ungu pada kulit. Ruam tersebut biasanya terdapat pada tungkai bawah atau bokong, dan jumlahnya bisa hanya segelintir atau banyak.



Penyakit ini bersifat tidak menular serta bukan merupakan penyakit keturunan. Sebagian besar penderita HSP biasanya dapat pulih dalam waktu beberapa minggu.



Henoch-Schonlein Purpura (HSP) terjadi pada saat pembuluh darah mengalami peradangan sehingga menimbulkan perdarahan di dalam kulit yang tampak seperti ruam merah atau ungu, serta di usus dan ginjal.



Kondisi ini diduga disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang dipicu oleh infeksi sebelumnya. Gangguan sistem kekebalan tubuh pada kasus HSP diduga dapat dipicu juga oleh makanan, obat-obatan, cuaca dingin, atau gigitan serangga. 



Salah satu penderita penyakit HSP ini adalah Zahrah Nur Fakhirah. Gadis kelahiran Jakarta tahun 2002 mengaku bahwa pertama kali gejala HSP datang di kakinya terdapat bintik-bintik merah. Minggu pertama sempat hilang. Dua minggu kemudian kambuh lagi dengan jumlah yang masih sama dari sebelumnya. Namun, setelahnya bintik-bintik itu makin menyebar dari betis hingga paha. 



“Iya, jadi awal pertamanya muncul tuh kayak bercak-bercak merah di betis. Seminggu kemudian sembuh hingga dua minggu kemudian ada lagi, tapi dalam jumlah yang masih sama dengan sebelumnya. Tapi bercak-bercaknya ini makin lama makin menyebar. Jadi seluruh betis penuh sampe lutut dan naik terus hingga paha. Di bagian paha Cuma ada beberapa aja bercaknya, nggak separah yang di betis,” ujar Zahrah.



Gejala-gejala pada penyakit autoimun pun muncul satu per satu. Dari mulai ruam, nyeri otot, nyeri perut terutama pada bagian ginjal, dan muntah.



Ketika ia demam, panasnya hingga mencapai 39,9 derajat celcius dan itu diharuskan untuk dirawat. Setelah beberapa hari dirawat dan diperiksa ternyata dokter di RSUD yang menanganinya memberitahukan bahwa ia terkena Henoch-Schonlein Purpura (HSP). 



Sebelum dinyatakan terkena penyakit HSP, ia juga pernah dinyatakan  Saat dirawat sempat dinyatakan penyakit Immune thrombocytopenic purpura (ITP), namun ternyata bukan.



Ia pun sempat menjalani USG untuk ginjalnya sudah terkena atau belum, dan ternyata ginjalnya kena. Ia juga menjelaskan itu terjadi karena dari efek obat imun yang didapat. 



Hingga berbulan-bulan ia harus dirujuk ke berbagai rumah sakit. Dan paling terakhir ia dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Dokter pun memberikannya obat tablet methylprednisolone,  cefixime, cavit, hingga omeprazole dan obat yang berupa sirup diantaranya inpepsa sucralfate. Ia juga disarankan dari dokter untuk tidak stress, dan istirahat yang cukup.



Penulis : Fitria Nur Rahmawati Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Editor : Alfridho Ade Permana