Industri Budidaya Ikan di Indonesia Buruk Bagi Kesejahteraan Hewan

Diposting: 17 Apr 2022
Koalisi NGO Act for Farmed Animals mendesak produsen dan para pengecer untuk meningkatkan kesejahteraan di industri budidaya ikan
Indo Barat – Jogjakarta, 15 April 2022 Penyelidikan yang dilakukan oleh Act For Farmed Animals dan We Animals Media mengungkap kondisi kesejahteraan yang buruk bagaimana proses ikan dibudidayakan, dijagal, dan dijual untuk pertama kalinya di Indonesia.
Pada bulan Agustus tahun 2018 di Waduk Kedung Ombo, lebih dari 100 ton ikan nila mati. Para ahli mengatakan banyaknya jaring apung di bendungan dan jumlah makanan yang diberikan kepada ikan telah menyebabkan adanya peningkatan bakteri, racun, dan polusi air.
“Ikan terlihat hidup dalam kolam yang terlihat kotor dan para pembudidaya juga melaporkan adanya tingkat oksigen yang rendah, yang kemungkinan besar ikut menyebabkan masalah ini”, jelas Angelina Pane, Manajer Program Animal Friends Jogja, organisasi anggota Act For Farmed Animals.
Di pasar lokal dan tempat budidayanya, investigator menyaksikan beberapa ikan dikuliti dan dipotong saat masih sadar penuh. Ikan-ikan hidup diangkut di atas es ke toko-toko, sebuah praktik yang disepakati oleh para spesialis kesejahteraan hewan menyebabkan penderitaan kepada mereka.
Studi ilmiah telah menyimpulkan bahwa es menyebabkan kejutan termal bagi para ikan, sebuah proses yang menyakitkan dan menegangkan yang membuat ikan tetap sadar dan sensitif terhadap rasa sakit untuk waktu yang lama.
Bagaimana menurut sains?
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ikan memiliki kapasitas untuk merasakan rasa sakit, ketakutan, dan stres. Studi lain juga menunjukkan bahwa ikan adalah hewan yang cerdas, mampu melakukan interaksi, memiliki hierarki sosial dan bahkan merasakan emosi.
Dokter dan ilmuwan hewan juga telah mempelajari banyak cara agar kualitas air, praktik budidaya dan penjagalan dapat ditingkatkan guna mengurangi penderitaan dan mencegah kondisi tidak manusiawi seperti yang didokumentasikan dalam penyelidikan ini.
“Sayangnya, ikan sering dianggap sebagai makhluk 'yang kurang bisa merasakan’, karena orang-orang cenderung berpikir bahwa mereka tidak cukup cerdas atau sensitif. Para penjual dan pembudidaya ikan di Indonesia dapat mengadopsi langkah-langkah yang lebih baik yang direkomendasikan oleh para ahli kesejahteraan ikan” ungkap Fernanda Vieira, yang merupakan PhD ilmu hewan dan perwakilan Sinergia Animal, anggota Act For Farmed Animals.
Penjualan ikan hidup-hidup
Para aktivis hewan mendesak para retailer untuk menghentikan penjualan ikan hidup-hidup. Retailer besar di Indonesia masih menjual ikan secara hidup-hidup, seringkali tanpa adanya standar kesejahteraan yang memadai. Mereka juga masih memelihara ikan dalam tangki kecil di toko mereka.
“Padahal di dalamnya ikan-ikan hampir tidak bisa berenang dan mungkin mengalami rasa sakit, ketakutan, dan stres”, tambah Dr. Viera.
Di salah satu supermarket, ikan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang membuat mereka sesak napas lalu dipukul kepalanya dengan palu.
“Kami mengundang konsumen Indonesia untuk membantu mengubah kenyataan ini. Kita harus lebih menyadari betapa praktik industri saat ini merusak sanitasi, lingkungan, dan kesejahteraan hewan dan kita bisa mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah ini.” ungkap Angelina.
Standar internasional untuk kesejahteraan bagi ikan sedang dikembangkan dan budidaya ikan tambak dapat meningkatkan kualitas air, mengurangi kepadatan ikan, dan menggunakan metode pemberian pangan yang lebih baik untuk mengurangi kematian dan penyakit.
Mereka juga dapat mengadopsi teknikstunning(pemingsanan) ke dalam metode penyembelihan yang bisa mengurangi penderitaan.
Editor: Iman SP Noya
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
4 Rekomendasi Novel Tentang Olahraga
23 Jun 2024
-
Film “Ipar Adalah Maut” Kisah Nyata Perselingkuhan
18 Jun 2024
-
Mengenal Pabrik Semen Pertama Indonesia Warisan Sejarah UNESCO
14 Jun 2024
-
Film “Perlawanan Lintas Generasi“ Kisah Inspiratif Perjuangan Tolak Tambang Batu Bara
01 Jun 2024
-
Sekda Isnan Pimpin Pembubaran 54 Paskibraka Bengkulu 2023
01 Jun 2024
Topik Terkait Berdasarkan Tags
-
Pegadaian Cetak Laba 5,85 Triliun Selama Tahun 2024
03 Feb 2025
-
Rampung Dikerjakan, DPD GARIS Bengkulu Duga Pembangunan Prasarana DDTS Tidak Sesuai Spesifikasi
02 Feb 2025
-
Hadiri Pelantikan KAMMI Bengkulu, Rosjonsyah: Siapkan Diri Pimpin Masa Depan
01 Feb 2025
-
Ratusan Sapi di Seluma Terjangkit PMK, Proses Pemulihan Terus Berlanjut
01 Feb 2025
-
Dukung Ketahanan Pangan, Aliansi Media Bengkulu Online Serahkan 5.000 Bibit Ikan Nila
31 Jan 2025