Ikut Perubahan Atau Tergilas Perubahan ?
Diposting: 09 Aug 2018
NOTHING ENDURES BUT CHANGE, tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Dalam sebuah komunitas kehidupan manusia, tentunya tidak semua orang mendukung dan setuju dengan perubahan, karena sebab kurang sadar dan faham peta situasi serta kondisi yang sesungguhnya.
Ada kelompok manusia yang lebih senang dan merasa nyaman dengan apa yang mereka alami dan nikmati sekarang, dan ada pula yang mengantisipasi akan terjadinya perubahan dan berusaha untuk menyesuaikan dengan perubahan, itu satu bentuk reaksi yang wajar dan normal.
Terlebih lagi, ada orang-orang yang melihat peluang dan turut serta melakukan perubahan, merekalah umumnya para pionir dalam bidangnya, merekalah yang menentukan arah kehidupan termasuk dalam organisasi, negara dan bahkan dunia.
Merekalah para visioner dan entrepreneur, sehingga mereka layak di sebut sebagai THE AGENT OF CHANGE.
Mengatasi perubahan bisa menciptakan stress, bahkan jika anda mengendalikannya, ini menjadi dua kali lebih menegangkan jika dibanding yang tidak mengendalikannya.
Banyak orang sering merasa terbebani atau tidak berdaya menghadapi perubahan besar, beberapa pihak dengan antusias berusaha merangkul mereka untuk mencapai peningkatan yang lebih baik, namun justru banyak di antara mereka yang di rangkul dan di arahkan merasa pesimis, tertipu oleh paradigmanya sendiri atau kelelahan dalam menghadapi kebuntuan.
Tanpa OPTIMIS, kita hanya akan selalu mengeluh dan mengeluh tanpa memikirkan solusi apa yang harus dilakukan untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, optimisme memang terkadang hanya dimiliki oleh sebagian orang untuk melihat sesuatu jauh kedepan yang memang masih buram dan memiliki relativitas yang tinggi.
Realitas pun berkata lain, jika ada orang yang memiliki semangat tinggi untuk maju dan memiliki optimisme dalam membangun masa depan yang lebih baik, terkadang ada saja orang atau pihak-pihak yang menjadi penghambat prosesnya,
Hal ini karena mereka tidak bisa melihat jauh kedepan dan hanya berkaca pada masa lalu kelam, yang sesungguhnya tidak memberikan keuntungan baginya di masa kini dan mendatang, REALITAS harus disadari bahwa kita hidup secara nyata di jaman sekarang, bukan jaman dulu, bukan pula jaman masa depan.
Dahulu orang kemana-mana jalan kaki atau naik kuda sekarang bisa motor, mobil, bahkan pesawat, mungkin dimasa depan bisa naik tele-port, itu lah realita, banyak orang-orang yang masih melihat kebelakang untuk memandang masa depan.
Seolah-olah masa depan akan selalu sama dengan masa lalu dan seolah-olah kita tidak bisa merubah masa depan kita sendiri.
Penulis: Freddy Watania
Editor: Riki Susanto
Artikel Terkait Berdasarkan Kategori
-
Advokasi Compensation and Benefit Layak Bagi Tenaga Pendidik
11 Dec 2024
-
Operasi KPK Pemantik Chaos Pilkada Bengkulu?
24 Nov 2024
-
Menyelami Bentuk-bentuk Media Massa: Dari TV ke Tiktok, Bagaimana Gen Z Terhubung?
06 Oct 2024
-
Menuju Green Election; Urgensi Pengaturan Tanggungjawab Limbah Alat Peraga Kampanye
27 Sep 2024
-
Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik
09 Sep 2024
Topik Terkait Berdasarkan Tags
-
Kapolsek Karang Tinggi Salurkan Bantuan untuk Warga Kurang Mampu
30 Dec 2024
-
Paling Tertib, Tim Benny Suharto Turunkan Alat Peraga Sosialisasi
21 Sep 2024
-
Dorong Peningkatan Pengelolaan Informasi, Pemprov Gelar Bimtek Jurnalistik dan Media Sosial
12 Aug 2024
-
Pemerintah Desa Balam Gelar Sosialisasi Hukum untuk Aparatur Desa
29 May 2024
-
Teddy Rahman Kunjungi Remaja Seluma yang Idap Tumor Ganas
18 May 2024