Gubernur Rohidin Tegas Tolak Penghapusan Tenaga Honorer

Gambar

Diposting: 22 Jan 2022

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah. Foto/Dok



Indo Barat - Adanya wacana penghapusan tenaga honorer oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) mulai tahun 2023 mendatang, di semua instansi pemerintahan, mendapat penolakan tegas dari Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.



Pasalnya, menurut Gubernur Rohidin, tenaga honorer sangat dibutuhkan untuk mendukung kinerja pemerintah.



Dirinya menegaskan, hadirnya 6 ribuan tenaga honorer di provinsi Bengkulu yang terdiri dari Guru Tidak Tetap (GTT), Pegawai Tidak Tetap (PTT), honorer Tenaga Harian Lepas (THL) itu semua dicover oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu. 



Bahkan untuk semua gaji sudah teranggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu. Artinya, tenaga honorer sama sekali tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).



"Sepanjang itu dari APBD kita, saya kira pusat juga harus melihat kebutuhan daerah. Karena yang membayar gajinya itu juga dari APBD kita masing-masing," ujar Gubernur Rohidin, Kamis (20/01/2022).



Menurutnya, semua tenaga honorer sudah terdata dengan baik. Bahkan data tenaga honorer juga sudah menggunakan sistem online. Artinya, nama-nama honorer, tugas di OPD mana, termasuk gaji juga sudah terdata dengan sistem.



"Semua sudah online, tidak bisa lagi menghilangkan data honorer, Pemprov tidak bisa. Karena sudah terkoneksi semua melalui data base online. Jadi kalau ada orang yang mengganti-ganti semuanya tidak bisa," tutur Gubernur Bengkulu ke 10 ini.



Sehingga tenaga honorer yang telah mendapatkan surat tugas (SK) baik dari kepala OPD maupun kepala daerah, tidak bisa diganti-ganti tanpa melalui proses aturan yang berlaku.



Gubernur Rohidin menegaskan, jika pemerintah ingin menghapus tenaga honorer, kemungkinan hanya pengalihan status saja. 



Namun demikian, ketika kebijakan penghapusan itu benar-benar akan dilakukan, maka dirinya tidak akan tinggal diam dan akan langsung menyampaikan keberatan ke KemenpanRB.



"Saya kira alokasi penganggaran gajinya sudah jelas. Saya akan sampaikan ke Menteri nanti," tegasnya. 



Karena lagi-lagi ditegaskan Rohidin, hadirnya tenaga honorer sangat membantu kinerja pemerintah.



Di samping itu, menurutnya, kehadiran tenaga honorer, juga membuka kesempatan kerja untuk masyarakat Bengkulu.



"Tenaga honorer juga membuka kesempatan kerja," pungkas Gubenur Rohidin. 



Seperti diketahui, Menteri MenpanRB Tjahjo Kumolo akan menghapus status tenaga honorer pada 2023 di instansi pemerintahan. Status pegawai pemerintah mulai 2023 nanti hanya ada dua jenis, yakni Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan Aparatur Sipil Negara (ASN).



Untuk beberapa pekerjaan di instansi pemerintahan, seperti petugas keamanan dan kebersihan, akan dipenuhi melalui tenaga pekerja outsourcing.



Editor: Alfridho AP