Edi Sunandar dan Masa Depan Kepahiang

Gambar

Diposting: 18 Feb 2020

Edi Sunandar, kiprahnya tak diragukan lagi ditengah perjalanan panjang Kabupaten Kepahiang. Ia mengawali karir politik  saat didulat rakyat menjadi anggota DPRD Provinsi Bengkulu mewakili Kepahiang periode 2014-2019 diusung partai Nasdem.  Saat menjadi wakil rakyat, Edi Sunandar menjadi tokoh sentral yang paling ‘risih’ denga ketidakadilan dan kemerataan pembangunan. Ia banyak terlibat diberbagai isu kerakyatan dan menjadi legislator yang paling lantang menyuarakan aspirasi publik. 



Berikut petikan wawancara singkat bersama Edi Sunandar terkait rencanya bertarung di arena pilkada Kepahiang 2020.



Anda dikabarkan maju pilkada Kepahiang, apa benar begitu?



Edi Sunandar: Itu bukan kabar tapi ibarat menitih sebuah tujuan kita sudah melangkah diatas 70 persen. Saya bahkan sudah membentuk tim yang akan membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kepahiang 5 tahun mendatang. Insyallah, saya nanti didamping Ibu Itje, beliau isteri mantan bupati Kepahiang Pak Bando sekaligus tokoh kunci dibalik geliat pembangunan di Kepahiang masa lalu.



Banyak yang kemudian mengasumsikan, orang maju pilkada hanya sekedar euphoria. Bagaimana pandangan anda soal itu? 



Edi Sunandar: Hari ini kalau teman-teman melihat Kepahiang itu adalah karya besar Pak Bando, tidak seluruhnya tapi kesan percepatan pembangunan itu selalu lekat dengan beliau. Nah kenapa saya mendahului dengan kalimat itu? Saya menyakini, kalau punya niat untuk membangun pasti berkesan baik dengan masyarakat. Saya ingin mereduksi anggapan bahwa orang maju pilkada karena ingin menjaga eksistensi diri atau sekedar gagah-gagagahan saja. 



Saya sama sekali tidak berpikir untuk itu, bagi saya maju ke pilkada niat utamanya untuk berbuat pada rakyat, pengabdian. Mohon maaf, ini bukan sombong kalau soal dapur saya pikir saya sudah selesai. Saya berkesimpulan, merugilah seseorang kalau dia mampu tapi disia-siakan tanpa berbuat untuk masyarakat. Namun, tidak mungkin pula niat itu cuma lahir dari saya, dorongan masyarakatlah yang membuat saya semakin mantap.



Terus, seandainya takdir menghendaki anda untuk memimpin Kepahiang 5 Tahun kedepan, Apa yang akan anda perbuat?



Edi Sunandar: Ini pertanyaan manarik, saya sebenarnya bukan tipe orang suka dengan narasi yang kadang penuh basa-basi  tak berujung. Kepahiang hari ini!, ini perlu dikasih base line. ‘Kepahiang mengalamai stagnasi pembangunan’, Itu dulu kata kuncinya. Lantas, apa kepentingan saya untuk hadir?. Saya menyakini bahwa saya memiliki kapasitas untuk menghadirkan perubahan besar di kepahiang. Ini baru ide, perlu diaplikasikan dalam tindakan yang konkrit dan itu hanya dapat diwujudkan bila rakyat menghendaki. 



Saya jelaskan begini, kita tidak perlu terlena dengan bayang-bayang masa lalu. Karya Pak Bando Amin misalnya, mampu meletakan fondasi pembangunan untuk Kabupaten Kepahiang. Namun, fondasi itu haruslah dilanjutkan dengan rancang bangun yang liner agar konsepsi pembangunan di kepahiang ini bermanfaat secara berkelanjutan. 



Pertama saya akan melakukan rekoordinasi sektor birokrasi, internal dulu baru nanti kita bicara keluar. Kapasistas ASN harus digembleng habis, mereka harus kita tempatkan sebagai leader pelayan publik tapi dengan konsekuensi peningkatan pendapatan bagi mereka. Saya menyakini kalau PAD kita meningkat kita bisa berikan tambahan pendapatan bagi ASN melalui tunjangan daerah. 



Selanjutnya, sektor pembangunan harus menjadi fokus. Saya ini mantan orang yang banyak berkecimpung di dunia konstruksi jadi memahami betul bagaimana konstruksi itu kita bangun dan bisa memberikan multiefek. Infrastruktur harus ditingkatkan terutama jalan-jalan yang bisa mengakses langsung kebutuhan masyarakat, contohnya jalan sentra produksi. 



Selanjutnya, Kepahiang memiliki potensi pariwisata yang sangat hebat namun tidak tersentuh dengan manajemen yang baik dari pemda. Saya akan memprioritaskan Kabupaten kepahiang  menjadi gerbang parwisata di Bengkulu. Demikian pula sektor ekonomi kreatif sebagai tuntutan di era sekarang. Kami akan membangun kolaborasi dengan seluruh penggiat ekonomi kreatif misalnya kopi yang terkenal di kepahiang kita akan berikan suntikan modal dan memfasilitasi sektor pemasaran begitu pula dengan petaninya. Terus, pusat oleh-oleh yang di Desa Tebat Monok harus lebih greget lagi. Mereka harus menjadi miniatur perkembangan ekonomi di Kepahiang.



Apa yang Anda jelaskan sangat hebat dan logis untuk ditawarakan untuk percepatan pembangunan suatu daerah. Namun, politik kita adalah sistem tentu untuk mewujudkan itu butuh mekanisme misalnya mencalonkan diri harus via parpol atau perorangan, bagaimana tanggapan Anda terkait itu?



Edi Sunandar: Ya benar, saya Insyallah akan maju via parpol. Jalur ini kami pilih karena lebih mudah untuk dikoordinasikan. Saya sudah menjalani seluruh tahapan yang diatur parpol, mulai mendaftarkan diri, melengkapai berkas dan ada parpol yang menggelar fit and proper tes dan itu saya sudah ikuti. Untuk parpol diantaranya saya sudah mendafar di Golkar, Nasdem, PDIP, termasuk parpol lain terus kita jalain komunikasi yang itensif.  Artinya saya serius, bagi saya pertarungan ini adalah soal perjuangan rakyat bukan soal saya pribadi.



Bagaimana pandangan Anda untuk Kepahiang dimasa depan?



Edi Sunandar: Kabupaten ini sangat strategis, memiliki keunggulan dari sektor mobilisasi karena menjadi pusat perlintas perekonomian di Bengkulu. Kabupaten Kepahiang kalau kita lihat di peta persis berada di jantung Provinsi Bengkulu. Nah… ini saya pikir adalah sebuah keuntungan yang harus diekplore sedemikian rupa sehingga bonus demografi itu bisa bermanfaat maksimal. 



Kabupaten Kepahiang bisa lebih maju dan menjadi role model dalam pembangunan regional. Kalau disanding-sanding kabupaten Kepahiang mirip Bogor di Pulau Jawa. Daerahnya dekat dengan pusat perkotaan tapi memiliki modal wisata alam seperti pegunungan. Bogor bisa hebat kenapa kita tidak, kalau setara mungkin tidak tapi kita bisa mengadopsi pembangunan ala mereka karena kita memiliki kesamaan posisi geografis. 



Sektor pertanian juga sangat menjanjikan, Teh dan Kopi itu identik dengan daerah ini namun kekurangan akses pasar sehingga kita hanya punya nama tapi tidak memiliki dampak ekonomi. Petani kopi di kepahiang begitu besar dan menjadi andalan di daerah ini. Banyak potensi lain seperti sektor perdagangan dan jasa yang juga menjadi pilar pembangunan di kepahiang. Saya menyakini penuh Kabupaten ini bisa hebat.



Apa pendapat anda dengan pemerintahan sekarang, terutama dengan calon petahana?



Edi Sunandar: Saya tidak mau terjebak dengan spiral kekusutan demokrasi yang selalu menyajikan saling kritik tapi tanpa solusi. Silahkan teman-teman nilai sendiri apa yang ada di Kepahiang di era kepemimpinan saat ini. Tadi saya sudah garis bawahi ada stagnasi dalam pembangunan, ada isu tata kelolah birokrasi, ada kemerosotan pendapatan yang semua itu menjadi PR kita besama. Boleh saling krtik tapi tidak bermaksud saling menyalahkan, tapi kalau yang dikasih masukan tidak mau menerima saya pikir jalan perlawanan yang konstitusional bisa menjadi opsi. 



Apa pesan Anda untuk pilkada di Kepahiang 2020?



Edi Sunandar: Saya hanya berpesan manfaatkanlah suara dengan benar, jangan memilih hanya karena ikatan emosional belaka tapi harus lebih realistis apalagi kalau dibayar. Rakyat adalah penentu arah pembagunan, pilkada hanya sistem dalam demokrasi yang bertugas untuk mewujdukan kedaulatan rakyat. Demikian pula dengan para kontestan nantinya harus memberikan pencederasan kepada masyarakat. Kalau kontestannya cerdas rakyat juga cerdas, dan pembangunan Kepahiang bisa kita nikmati bersama. 



Demikian petikan wawancara singkat dengan Edi Sunandar sosok yang penuh sahaja dan kaya akan senyuman. Pria yang penuh kesederhanaan ini begitu akrab sehingga sulit untuk digambarkan dengan kata-kata. Edi Sunandar adalah putra daerah yang telah malang melintang dalam dunia pembangunan dan politik. Ia akan maju di pilkada Kepahiang 2020.



Pewawancara: Riki Susanto

Editor: Freddy Watania